Page 80 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 80
Puang : “Sebenarnya apa maksud kalian sesungguhnya
Gamma apa kalian mau mempermalukan saya”?
Koor warga : “Tidak Puang..”! (sambil menunduk)
Warga 5 : “Sebelumnya Puang kami ini hanya ingin agar
hukum adat yang berlaku di daerah kita ini
sebagai warisan leluhur tetap berjalan Puang”
Puang : “Saya mengerti tapi apakah kamu sering masih
Gamma perlu diberi sanksi sedang dia sudah berada di
rumah saya sebagai pemangku adat”?
Warga 1 : “Tapi Puang ....”!
Tiba-tiba Puang Cazdia muncul.
Puang : “Saya sudah paham maksud kalian baiklah saya
Cazdia yang akan memutuskan mengenai hukuman yang
pantas bagi Ka’useng”.
Ka'useng : “Ibu selamatkan saya.., Aku tak akan mengulangi
lagi perbuatan ini”. (Ka'useng kembali bersimpuh
di kaki ibunya)
Puang : “Anakku hukum itu tak bisa seperti karet yang
Cazdia bisa kendur dan bisa mengganti tidak anakku aku
juga tidak mau kehilanganmu tapi hukum
menghendaki demikian (kembali berbicara
kepada warga) begini demi atas nama hukum
kebenaran dan keadilan maka aku memutuskan
agar kauseng diberi hukuman yang setimpal
dengan perbuatannya tapi dengan satu-satunya
permintaanku Ka'useng harus mati diatas
pangkuanku (Puang Cazdia merasa sangat perih,
sedih, pedih, dan menangis).
Puang : “Kalau Ka'useng tidak bisa dimaafkan, ya apa
Gamma boleh buat tapi bukankah Ka'useng telah sempat
berlindung di rumah pemangku adat sebagaimana
kebiasaan yang berlaku bila si pelaku telah
sempat menyaksikan bubungan rumah salah satu
Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar | 73