Page 97 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 97

Apabila  di  AMN  aku  belajar  dasar-dasar  militer  secara  umum,  di  sini  aku
        secara  khusus  belajar  dasar-dasar  Armed.  Titik  berat  mata  pelajaran  adalah
        menguasai  dasar-dasar  teknik  dan  taktik melayani  meriam  agar  berdaya dan
        berhasil  guna  dalam  membantu  Satuan  maneuver  dengan  daya  tembak  yang
        dimilikinya.
        Dalam doktrin pertempuran AD dikenal istilah “Tri Daya Sakti”, yaitu “daya
        gerak”, “daya gempur”, dan “daya tembak” yang bersinergi untuk merebut dan
        menguasai  sasaran  dengan  sukses.  Daya  gerak  dan  daya  gempur  adalah
        bagiannya  Infanteri  dan  Kavaleri.  Adapun,  daya  tembak  menjadi  tugas

        pokoknya Artileri.
        Untuk  mendukung  keberhasilan  itu,  berbagai  materi  matematika  diajarkan
        kepada kami, antara lain goneometri, balistik dan ilmu pesawat, kalkulus, teori
        kemungkinan dan lainnya melalui mata pelajaran Pibak, Kurmed, Jaubak, dan
        PMDB.

        Selain  pelajaran  militer,  kami  juga  mendapat  pelajaran  tambahan,  yaitu
        pelajaran  mengemudi. Setelah lulus ujian mengemudi kami mendapatkan SIM
        B Khusus. Dengan memiliki SIM itu, aku sudah bisa mengemudikan berbagai
        mobil    militer,  bahkan  berani  membawa  mobil  umum  sekalipun.  Sayangnya,
        aku  baru  mendapat  inventaris  mobil  setelah  menjabat  sebagai  Wadanyon,
        walaupun secara diam-diam selama bertugas di Batalyon Armed 3. Kadang aku
        meminjam mobil cadangan untuk memelihara kemampuan mengemudiku. Hal
        tersebut disebabkan calon mertuaku memiliki mobil.

        Kursus  terasa  berjalan  santai.  Hubungan  antara  siswa  dan  instruktur  terasa
        sangat  cair.  Disiplin  dan  tekanan  fisik  tidak  seketat  seperti  waktu  di  AMN.
        Banyak waktu luang untuk pesiar bahkan untuk berweekend.
        Selama pendidikan, aku sempat beberapa kali menjenguk simbok. Aku sudah
        menerima  gaji  sehingga  aku  bisa  membelikan  sekedar  buah  tangan  untuk
        simbok.  Aku  membeli  radio  transitor  agar  beliau  bisa  mendengarkan  uyon-
        uyon atau siaran wayang kulit dari RRI Yogyakarta dan Wonocolo. Namun,
        sayang,  kadang-kadang  siaran  hanya  bisa  ditangkap  apabila  cuaca  bagus  dan
        dengan memasang antene yang tinggi. Belum ada TV. Selain mahal, siaran TV
        mustahil bisa ditangkap didesa.
        Aku  merasa  bahagia  bisa  berbagi  dengan  orang  tua,  walaupun  masih  sangat
        terbatas.

        Puncak kegiatan kursus adalah latihan menembak meriam di lapangan tembak

        Batujajar.  Latihan  menembak  ini  diakhiri  dengan  upacara  tradisi  korp
   92   93   94   95   96   97   98