Page 93 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 93

Aku merasa sangat terharu dan bangga setelah dilantik menjadi Perwira. Satu-
        satunya  anak  desa  dari  Ponjong  berhasil  menjadi  Perwira  lulusan  AMN.
        Perjuanganku  di  AMN  sudah  berakhir.  Aku  berhasil  menyelesaikan  dengan
        sukses.  Kini  pandanganku  semakin  terbuka,  tidak  lagi  hanya  berpikir  sempit
        untuk  kepentingan  pribadi  bahwa  pendidikan  hanya  sekadar  untuk
        mendapatkan pekerjaan. AMN mendidik aku menjadi dewasa dan siap untuk
        menjadi  pejuang  yang  bertanggung  jawab.  Setelah  menjalani  pendadaran,
        pendidikan,  indoktrinasi,  dan  pelatihan  yang  panjang  dan  intensif  selama  di
        AMN,  tumbuh,  dan  berkembang  dalam  hati  nuraniku  rasa  untuk  berbakti

        kepada  negeri,  lebih  dari  sekedar  mencari  pekerjaan.  Telah  timbul  dalam
        jiwaku “amor patria”, cinta tanah air, dan jiwa ragaku siap aku  sumbangkan
        kepada negara dan bangsa.

        Setelah pelantikan, kecuali teman-teman dari AAL, kami kembali ke kampus
        masing-masing. Aku dan teman-teman AMN kembali ke Magelang, naik kereta
        dengan perasaan bangga dan lebih santai.
        Setelah  menyelesaikan  segala  urusan  administrasi,  Gubernur  secara  resmi
        melepas kami dalam acara malam perpisahan. Dalam suasana yang sahdu dan
        mengharukan  ini,  acara  diakhiri  dengan  menyanyikan  “Hynme  Taruna”,
        “Padamu Negeri” dan lagu “Argahantu”.
        Inilah lirik lagu Argahantu,

        It‟s along way to Argahantu.
        It‟s along way to go.
        It‟s along way to Argahantu.
        To the greatest front I know.
        Good bye to Argahantu. Good bye AMN.
        It‟s along long way to Argahantu.
        It‟s along way to go.

        Lagu  ini  menggambarkan  perjuangan  dan  perjalanan  yang  panjang,  semenjak
        menuju,  mengarungi hingga menyelesaikan  pendidikan di AMN.
        Argahantu atau “bukit hantu” adalah nama lain dari Tidar. Istilah itu diciptakan
        oleh  para  Taruna  senior  terdahulu,  menunjuk  kepada  ketenaran  dan
        kesakralan bukit Tidar yang legendaris dan misterius itu.

        Selamat  tinggal  Tidar,  selamat  tinggal  AMN.  setelah  3  tahun  3  bulan  aku
        ditempa disini, dibekali segala ilmu untuk diamalkan sebagai Ksatria pembela

        bangsa  dan  negara.  Aku  tidak  akan  pernah  melupakanmu.  Inilah  almamater
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98