Page 90 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 90

Tanggal  6  Desember  1968,  kami  diberangkatkan  menuju  Surabaya  untuk
        dilantik sebagai Perwira. Kami berangkat dengan kereta api, dari stasiun Tugu,
        Yogyakarta.  Setibanya  di  stasiun  Gubeng,  kami  dijemput  dan  selanjutnya
        diangkut ke Ksatrian AAL, Bumi Morokrembangan dengan bus.
        Di  kompleks  AAL,  kami  ditampung  di  sebuah  aula  yang  luas.  Mereka
        menyebutnya dormitery dengan tempat tidur veldbed. Udara di Surabaya yang
        panas, jauh berbeda dengan Magelang, dan anyaknya nyamuk membuat kami
        susah tidur.

        Tidak  ada  kesempatan  untuk  pesiar  karena  komplek  AAL  jauh  dari  kota,
        sekitar  12  km.  Tidak  disediakan  bus  pesiar  dan  tidak  ada  kendaraan  umum
        yang lewat di sana. Untuk mengisi waktu, kami  jalan-jalan saja di sepanjang
        pantai dan dermaga. Untunglah hanya beberapa hari saja kami di sini.

        Tanggal  10 Desember  1968, kami  di  wisuda, dilantik  sebagai Perwira dalam
        upacara  Prasetia  Perwira  (Praspa).  Upacara  Praspa  bertempat  di  Dermaga
        “UJUNG” di bawah terik matahari dengan latar belakang kapal-kapal perang
        dengan Irup Presiden, bapak Jenderal  Soeharto.
        Untuk  diketahui,  sejak  Maret  1966,  Jenderal  Soeharto  ditetapkan  menjadi
        Presiden menggantikan Presiden Soekarno melalui sidang istimewa MPRS yang
        diketuai  oleh  Jenderal  Haris  Nasution.  Peristiwa  tersebut  terjadi  setelah
        berhasil  melaksanakan  Supersemar  (Surat  Perintah  Sebelas  Maret).  Presiden
        Soekarno diberhentikan karena dianggap memiliki kedekatan dengan PKI.
        Sejak Praspa tahun 1967, Irup sudah dijabat oleh Presiden Soeharto. Selain itu,
        tempat  upacara  bergantian,  tidak  seperti  sebelumnya  yang  selalu  di  Istana
        Negara.

        Dalam  upacara  tersebut  kami  berpakaian  upacara  kebesaran,  PDUB  warna
        kaki,  bukan  warna  hijau,  tanda  pangkat  “bintang  satu”  warna  perak,  Letnan
        Dua (Letda), tanda pangkat, dan sebutan yang sama bagi TNI dan Polri.
        Selamat  tinggal  chevron  dan  kini  di  pundakku  menyandang  pangkat  Letda
        dengan lambang Artileri, meriam silang.
        Di  hadapan  Irup  dan  disaksikan  oleh  para  pejabat  teras  ABRI,  kami
        mengucapkan Sumpah Perwira atau Prasetia Perwira adalah sebagai berikut.

        1.  Bahwa  saya  akan  memenuhi  kewajiban  Perwira  dengan  sebaik-baiknya
        terhadap  bangsa  Indonesia  dan  NKRI  yang  berdasarkan  Pancasila  dan  UUD
        1945.
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95