Page 91 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 91
2. Bahwa saya akan menegakkan harkat dan martabat Perwira serta
menjunjung tinggi Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
3. Bahwa saya akan memimpin anak buah dengan memberi suri teladan,
membangun karsa serta menuntun pada jalan yang lurus dan benar.
4. Bahwa saya akan rela berkorban jiwa raga untuk membela nusa dan bangsa.
Untuk menjaga marwah, nama baik, harga diri, dan kehormatan Perwira, kami
juga diberi rambu-rambu berupa kode kehormatan atau “kode etik” Perwira,
“Budhi-Bakti-Wira-Utama” yang intinya adalah,
“Budhi”, bahwa Perwira berbudi dan selalu berbuat luhur, bersendikan,
a, Ketuhanan Yang Maha Esa,
b, Membela kebenaran dan keadilan,
c, Sifat-sifat kesederhanaan.
“Bakti”, yaitu berbakti kepada negara,
a, Demi mendukung cita-cita nasional,
b, Demi mencintai kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia,
c, Demi menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia,
d, Demi membela kepentingan Nusa dan Bangsa guna mencapai kebahagiaan
rakyat Indonesia.
“Wira”, adalah ksatria yang,
a, Memegang teguh kesetiaan dan ketaatan,
b, Bersedia menjadi pemimpin (soko guru) dari bawahannya,
c, Bertanggung jawab atas tindakannya.
“Utama”, berarti,
a, Memiliki moral dan akhlak yang terpuji.
b, Memiliki rasa empati yang tinggi terhadap masalah HAM.
c, Menjunjung tinggi nama dan kehormatan korp Perwira ABRI.
Sumpah, ikrar, dan kode etik ini sungguh terasa berat. Menuntut kami para
Perwira sebagai prajurit pengemban Sumpah Prajurit dan Sapta Marga untuk
menjadi pemimpin yang harus bisa menjadi sandaran dan teladan bagi anak
buah. Beruntung untuk masalah kepemimpinan ini, aku sudah diberi bekal
pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan asas-asas kepemimpinan.
Prinsip dasar kepemimpinan itu adalah,
1, Mampu menjadi teladan yang baik.
2, Memiliki rasa tanggung jawab.

