Page 89 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 89

untuk menerima keputusan Gubernur tentang kelulusan kami sebagai Perwira.
        Di hadapan Gubernur dan pejabat teras AMN dibacakan satu per satu Taruna
        yang dinyatakan lulus, nomor urut, korp, dan NRP masing-masing. Dari 500
        orang  Sermatar  yang  dinyatakan lulus  menjadi Perwira  sebanyak  466  orang.
        Aku menempati urutan ke 103, korp Armed dengan NRP 22091.
        Boleh jadi karena hasil ujian dan psikotesku, maka aku tidak berhasil masuk ke
        dalam jurusan sesuai harapanku, jurusan Teknik, yaitu korp Zeni. Namun, aku
        tetap bangga bisa masuk jurusan Tempur, korp Armed, korp yang didukung
        oleh persenjataan berteknologi tinggi. Ada 18 orang yang masuk korp Armed.


        Sebagai  bentuk  ucapan  rasa  syukur,  keesokan  hari  berikutnya,  di  bawah
        komando  Danyontar,  kami  mendaki  ke  puncak  Tidar  dengan  gembira  dan
        sorak  sorai,  tanpa  rasa  tertekan.  Di  sana  kami  sekali  lagi  menetapkan  hati
        dengan menyanyikan “hymne Taruna” dan lagu “Padamu Negri”.
        Aku  terlintas  kembali  ingatan  kepada  perjalanan  panjang  sejak  pendaftaran
        hingga  saat  itu.  Terlintas  ketegangan  waktu  menunggu  saat  diumumkan
        diterima  menjadi  Calon  Taruna.  Betapa  menderitanya  selama  masa  prabakti
        dan  masa  basis  sehingga  terbesit  perasaan  ingin  keluar.  Bangga  setelah
        memakai chevron, boleh pesiar dan cuti, apalagi chevron dua strip.  Menjadi
        anggota  drumban  Lokananta  yang  digandrungi  para  gadis  dan  menjadi  raja
        kampus  setelah  Sermatar.  Rasanya  waktu  cepat  berlalu.  Ada  rasa  haru  dan
        bangga yang menyelimuti hatiku. Rasa syukur  yang tidak terhingga setelah 3
        tahun 3 bulan berjuang, akhirnya selesai dengan selamat.
        Aku  merasa  sangat  beruntung,  bangga,  dan  bersyukur  bisa  mengikuti
        pendidikan dan pelatihan di AMN. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa aku
        anak  petani  dari  desa  yang  terpencil,  jauh  dari  peradaban  kota,  tidak
        mempunyai  keturunan  darah  prajurit,  bisa  masuk  AMN.  AMN  telah
        mengangkat martabat dan derajatku. Dari anak desa yang kampungan menjadi
        sederajat dengan anak-anak kota yang sudah modern. Aku memperoleh semua
        disiplin  ilmu  yang  komprehensif  dan  aplikatif  yang  setara  bahkan  lebih  dari
        materi  kuliah  yang  diberikan  kepada  para  mahasiswa  di  Universitas  Umum.
        Bahkan  aku  memperoleh  pendidikan  dan  pelatihan  yang  boleh  jadi  tidak
        diberikan  oleh  Lembaga  Pendidikan  lain,  yaitu  tentang  ketangguhan  mental
        ideologis, mental psikologis, dan kesemaptaan jasmani.


        Gambar no 09. Fotoku Letda dengan pangkat bintang satu.
                              Gambar2 upacara pelantikan di Surabaya.
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94