Page 84 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 84

antarsuporter  ketika  kesebelasan  AMN  bertanding  melawan  kesebelasan
        AAL..  Hal  ini  terjadi  karena  supporter  terprovokasi,  dipicu  kekalahan  tim
        halang rintang AMN dari tim AAL, yang diduga AAL menggunakan jasa guna-
        guna.

        Setelah  Porakta  usai,  kami  kembali  menjalani  kuliah  rutin.  Materi  kuliah
        ditingkat  ini  pada  intinya  ditujukan  untuk  mempersiapkan  Taruna  menjadi
        Perwira.  Materi  tersebut  disertai  dengan  pendalaman  terhadap  materi
        ditingkat  sebelumnya.  Hal  tersebut  dilakukan  agar  kualifikasi  mahir  sebagai

        Komandan Peleton dan potensial sebagai Komandan Kompi serta mempunyai
        kemampuan akademik setingkat Sarjana 1 (Terapan). Namun sayang waktu itu
        belum ditetapkan kelulusan kami setingkat Sarjana 1.

        Gambar no 08, Latihan terjun.
                               Latihan widya yudha dll

        Selain di dalam kampus, kami juga mengikuti diklat di Pusdik Para, Batujajar
        Bandung untuk latihan terjun payung dan di BTC (Batallion Training Center)
        Purworejo untuk latihan “Raider”.

        Latihan terjun payung bagiku terasa sebagai latihan uji nyali. Sejak memasuki
        kawasan  Pendidikan  dan  Latihan  di  Batujajar,  kami  sudah  diterror.  Kami
        diberikan  peringatan  sebagai  uji  mental  melalui  baliho-baliho  yang  dipasang
        disepanjang  jalan  dengan  tulisan  besar-besar  “JIKA  RAGU  LEBIH  BAIK
        PULANG”.  Namun,  Taruna  sudah  terlatih  menghadapi  kesulitan,  umumnya
        memiliki jiwa petualang. Oleh karena itu, aku pantang menyerah.
        Ternyata, dalam pelaksanaan latihan kami sungguh dihadapkan kepada uji nyali.
        Kami  harus  mengatasi  rasa  takut  terhadap  keselamatan  jiwa  karena  harus
        terjun  dari  ketinggian  sekitar  3000  kaki.  Oleh  karena  itu,  kami  dilatih  agar
        kami berani dan yakin akan selamat. Latihan itu antara lain dengan memanjat
        tebing, flying fox dengan kemiringan yang tajam,  berdiri dipintu muk tower
        untuk  meloncat    terjun  dari  ketinggian  sekitar  50  meter,    bergantung  di
        payung  static.  Terdapat  juga  latihan  teknik  cara-cara  mendarat  agar  tidak
        kesleo  atau  patah  tulang  kaki,  latihan  memperkuat  otot  kaki  dan  tangan
        dengan  lari  dan  pull  up  setiap  hari.  Kami  juga  berlatih  dan  mempraktekkan
        cara  melipat payung agar bisa mengembang sempurna karena payung yang aku
        lipat itulah yang akan aku gunakan untuk terjun.
        Dengan latihan terjun payung ini membuat aku semakin meyakini kebesaran,

        keagungan  dan  kekuasaan  Allah  swt.  Aku  merasakan  kehadiran  Allah  swt
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89