Page 83 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 83
penyanyi dari luar Magelang, dari Yogyakarta, Semarang bahkan Jakarta.
Sayang aku masih kuper sehingga aku tidak mempunyai introduce di Magelang.
Agustus 1967, datang calon Taruna baru. Dalam acara prabakti Catar AKABRI
angkatan kedua ini aku sudah menjadi Hulubalang, tetapi aku tidak aktif. Semua
anggota Kompi Lokananta tidak ada yang ditugasi untuk aktif di Yon
Chandradimuka. Hal tersebut disebabkan setiap waktu diperlukan untuk
show, personil Lokananta mesti kompak dan lengkap.
Masa SERSAN MAYOR TARUNA,
Setelah pengumuman kenaikan tingkat, aku ditetapkan menjadi Sermatar dan
seperti biasa kami diberi cuti akhir tahun. Cuti kali ini, aku manfaatkan
sepenuhnya di Yogyakarta dan didesa. Selama di Yogyakarta aku bernostalgia
dengan teman-teman SMA Teladan yang pada umumnya sudah duduk di
semester 4 atau 5. Selain itu, aku cuti ke desa untuk melepas rindu kepada
simbok dan bertemu beberapa teman SMP yang kebetulan juga sedang pulang
kedesa. Aku tahu bahwa ini adalah cuti terakhir sebagai Taruna karena diakhir
tahun nanti aku berharap sudah menjadi Perwira.
Kembali ke kampus, aku masuk ke Batalyon Dewasa. Aku ditugasi sebagai
Kelompok Komando (Pokdo) Taruna tingkat 1, meskipun hanya menjabat
sebagai Komandan Peleton. Lumayan, bisa mempraktekkan teori
kepemimpinan. Aku tidur bersama Kopral Taruna di chambre lagi. Teman-
teman yang tidak menjabat Pokdo mendapat akomodasi di pavilion, satu
kamar berdua. Katanya sebagai persiapan untuk menjadi Perwira.
Kini setelah menjadi Sermatar, aku merasakan bagaimana rasanya menjadi raja
di kampus. Tidak ada lagi Taruna yang mengawasi kecuali diri sendiri dan
Pawas efektif yang umumnya alumni AMN juga. Aku merasakan pameo
“senior can do no wrong” berlaku. Taruna junior harus tunduk dan taat
kepada kami. Kami juga sudah diberi kebebasan untuk “izin bermalam” di luar
kampus dan pesiar keluar Garnizun, ke Yogyakarta, Semarang, Solo, dan
Purwokerto. Saatnya kami menikmati kebebasan, tetapi kami dituntut
tanggung jawab, bijak dan, dewasa.
Awal semester, tahun 1968, AMN mendapat giliran menyelenggarakan
PORAKTA, Pekan Olah Raga AKademi Tiga Angkatan. Semula POR ini hanya
diikuti oleh Taruna tiga Angkatan yaitu AMN, AAL, dan AAU. Namun, setelah
integrasi, taruna AAK ikut bergabung. Ada insiden kecil. Terjadi keributan

