Page 94 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 94
yang menempa jiwa raga kami untuk siap berbakti kepada negara dan bangsa
serta menyatukan hati kami dengan teman-teman. Hal tersebut membentuk
jiwa korsa yang tinggi di antara kami para alumni.
Setelah lulus dari AMN, aku tidak langsung ditugaskan ke kesatuan-kesatuan
AD. Masih perlu mendapat bekal tambahan untuk bisa menjalankan tugas-
tugas di Korp masing-masing. Aku bersama 17 orang Perwira Remaja Armed,
melanjutkan Kursus Dasar Kecabangan ( Sussarcab ) di Pudik Armed, Baros,
Cimahi, Bandung.
Sebelum berangkat ke Cimahi, aku sempatkan menengok orang tua ke desa.
Berita tidak menggembirakan tentang simbok karena dokter di RSUD
Wonosari menyatakan simbok menderita kelainan jantung. Aku sempat
konsultasi dengan dokter, rupanya ada kebocoran katup pada jantung simbok.
Kemampuan finansial menyebabkan pengetahuan sangat terbatas, tidak tahu
harus berobat kemana, kami keluarga tidak bisa mengupayakan membawa
simbok kerumah sakit besar atau dokter spesialis. Mbok, aku sungguh mohon
maaf karena aku tidak bisa mengusahakan penyembuhan penyakitmu. Namun,
aku melihat beliau tenang-tenang saja, tidak terpancar rasa kegelisahan,
kesakitan, atau kesedihan. Bisa jadi simbok sudah pasrah dan menutupinya
agar kami anak-anaknya, terutama aku, tidak khawatir.
Setelah beberapa hari cuti di desa dengan sedikit rasa tidak rela, aku berangkat
ke Cimahi untuk mengikuti pendidikan.
Sesuai jadwal yang sudah diberitahukan sejak di AMN. Aku harus sudah
melapor kepada Dan Pusdik Armed, awal Januari 1969.
Dengan naik kereta api, aku berangkat ke Bandung bersama Djohan dan Zaini,
sesama Perwira Armed dari Yogyakarta dan Salatiga. Kami belum mengetahui
rute perjalanan angkot dari Stasiun KA Bandung ke Cimahi sehingga kami naik
taksi. Tiba di Cimahi, aku disambut udara yang sungguh dingin seperti waktu di
Lembang. Hal tersebut membuat aku perlu menyesuaikan diri apalagi
bangunan Pusdik Armed sudah tua, peninggalan Tentara Belanda sehingga
menambah rasa dingin dan terkesan angker.
Rupanya kursus baru dibuka pada akhir bulan. Sambil menunggu waktu
pembukaan kursus oleh Dankorsis, kami dibawa berkunjung ke Komandan (
Brigjen Abdullah Sadjat) dan para pejabat teras Pussenarmed serta diberi
penugasan untuk meninjau dan mengenal Kesatuan Armed di Bandung dan
sekitarnya. Kami dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan secara bergantian
meninjau Batalyon dan Baterai selama beberapa hari.

