Page 230 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 230

Yang  dimaksud  dengan  “Perancang  Peraturan  Perundang-undangan”  adalah
                     pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak,
                     secara  penuh  oleh  pejabat  yang  berwenang  untuk  melakukan  kegiatan
                     penyusunan  Rancangan  Peraturan  Perundang-undangan  dan/atau  instrumen
                     hukum lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

                     Penjelasan  ini  menjadi  batasan  pengertian  pada  Pasal  1  angka  1  Peraturan
                     Pemerintah Nomor 59 Tahun 2015 tentang Keikutsertaan Perancang Peraturan
                     Perundang-undangan  dalam  Pembentukan  Peraturan  Perundang-undangan
                     dan Pembinaannya, dengan rumusan sebagai berikut:
                     Perancang  Peraturan  Perundang-undangan  yang  selanjutnya  disebut
                     Perancang  adalah  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  telah  diangkat  dalam  jabatan
                     fungsional Perancang yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak,
                     secara  penuh  oleh  pejabat  yang  berwenang  untuk  melakukan  kegiatan
                     pembentukan  peraturan  perundang-undangan  dan  penyusunan  instrumen
                     hukum lainnya.

               Pertanyaan 223
               Apakah setiap peraturan perundang-undangan perlu ada penjelasan?


                     Jawaban:

                     Tidak setiap peraturan perundang-undangan perlu penjelasan.


                     Undang-undang,  peraturan  daerah  provinsi,  dan  peraturan  daerah

                     kabupaten/kota diberi penjelasan, sedangkan peraturan perundang-undangan di

                     bawah undang-undang (selain peraturan daerah provinsi, dan peraturan daerah
                     kabupaten/kota) dapat diberi penjelasan jika diperlukan.
                                                                                89

               Pertanyaan 224

               Bagaimana cara penulisan pasal yang tidak memerlukan penjelasan?


                    Jawaban:

                    Pada pasal atau ayat yang tidak memerlukan penjelasan ditulis frasa cukup jelas
                    yang diakhiri dengan tanda baca titik (.) dan huruf c ditulis dengan huruf kapital.

                    Penjelasan  pasal  demi  pasal  tidak  digabungkan  walaupun  terdapat  beberapa
                    pasal berurutan yang tidak memerlukan penjelasan.



               89  Ibid, Butir 174 dan butir 175

                                                                                                      230
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235