Page 46 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 46

ini  tentu  amat  berpengaruh  pada  identitas  bahasa  Indonesia  sebagai  bahasa  yang
                        seharusnya menjadi bahasa utama dalam sarana interaksi masyarakat.

                        Dua Sisi

                                    Selayaknya mata koin yang memiliki dua sisi berbeda, begitupun bahasa gaul
                        yang memiliki dampak baik dan buruk. Dampak baik yang dimiliki oleh bahasa gaul
                        yang paling terlihat adalah munculnya kreativitas tanpa batas dari masyarakat yang
                        menciptakannya.  Hal  ini  mampu  mendorong  kemampuan  berkomunikasi  menjadi
                        lebih berkembang karena menggunakan variasi bahasa yang unik dan dinilai sebagai
                        bentuk  inovasi  dalam  berbahasa.  Tidak  ada  salahnya  kita  ikut  menikmati
                        perkembangan  bahasa  gaul  yang  bermunculan  asalkan  digunakan  pada  situasi  dan
                        kondisi yang tepat.

                                     Penggunaan  bahasa  gaul  juga  memiliki  dampak  negatif,  yaitu  mempersulit
                        pengguna  bahasa  dalam  berbahasa  Indonesia  dengan  baik  dan  benar.  Kita  patut
                        prihatin  karena  keharusan  menguasai  keterampilan  berbahasa  Indonesia  yang  baik
                        dan  benar  merupakan  kunci  utama  dalam  berkomunikasi  dan  bersosialisasi  dalam
                        kehidupan  sehari-hari.  Dalam  dunia  kerja,  kemampuan  berbahasa  Indonesia  yang
                        baik  dan  benar  amat  diperlukan  dalam  memimpin  tim,  menyelesaikan  konflik,
                        membangun personal branding, dan sebagainya. Penggunaan bahasa gaul pun dapat
                        menyulitkan  penggunanya  ketika  dihadapkan  pada  situasi  yang  mengharuskan
                        komunikasi formal. Selain itu, penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit siapapun
                        yang  membaca  dan  mendengarnya  karena  tidak  semua  orang  mampu  memahami
                        maksud yang hendak disampaikan.

                                    Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa selayaknya selalu hidup di
                        dalam  hati  kita,  selalu  menjadi  bahasa  yang  paling  utama.  Sebagai  warga  negara
                        Indonesia, kurangnya kesadaran dalam mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia
                        dapat menjadi momok menakutkan bagi eksistensi bahasa Indonesia. Mampukah kita
                        meneriakkan Bahasaku, Bahasa Indonesia! dengan begitu bangga dan lantang? Tentu
                        saja,  ketika  kita  sudah  bisa  menyadari  bahwa  bahasa  Indonesia  merupakan  bahasa
                        utama  yang  memiliki  sejarah  panjang  dalam  proses  kelahirannya  dan  sudah
                        selayaknya kita mengutamakannya dalam sarana berkomunikasi sehari-hari.



                               (Disadur  dari  tulisan  pribadi  penulis  yang  telah  dimuat  di  laman  web
                        Indonesiana dengan sedikit perubahan.)

                               Teks 2
                                            Bahaya Rokok bagi Kesehatan Indonesia

                               Sebuah  pepatah  mengatakan,  lebih  baik  mencegah  daripada  mengobati.
                        Pepatah  tersebut  memberi  makna  bahwa  kesehatan  adalah  hal  yang  utama  bagi
                        manusia.  Namun  nyatanya,  masih  banyak  kebiasaan  yang  berakibat  buruk  pada
                        kesehatan,  tak  hanya  pada  diri  sendiri,  namun  juga  menularkan  orang  lain,  seperti
                        merokok.

                               Selama lebih dari 3 abad, industri rokok tumbuh dan berkembang di Indonesia
                        serta bertanggung jawab pada buruknya kesehatan masyarakat. Menurut Kementerian
                        Kesehatan, kerugian total akibat konsumsi rokok selama 2013  mencapai Rp378,75
                        triliun. Padahal nilai pasar industri saat ini ditaksir berkisar hingga Rp224,2 triliun.

                               Angka  kerugian  lainnya  juga  diderita  dari  pembelian  rokok  mencapai  138
                        triliun  rupiah.  Kerugian  ini  berasal  dari  hilangnya  produktivitas  akibat  sakit,
                        disabilitas  dan  kematian  prematur  di  usia  muda  sebesar  Rp235,4  triliun  dan  biaya
                        berobat akibat penyakit-penyakit terkait tembakau sebanyak Rp5,35 triliun.

                               Tak  hanya  buruk  bagi  anak-anak,  industri  rokok  juga  semakin  berbahaya
                        karena mulai menyasar pada konsumen generasi muda khususnya kalangan remaja.
                        Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10




                                                                42
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51