Page 50 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 50

hal-hal  tersebut,  maka  yang  terjadi  adalah  diperlukannya  hubungan  timbal  balik
                        antarelemen  yang  ada.  Terlebih  faktor  pengalaman  dan  lingkungan  yang  sangat
                        memegang peranan dalam pembentukan sebuah citra atau image atas seseorang.

                        Stigma Sebuah Citra Diri

                               Paradigma  yang  muncul  di  masyarakat  berkaitan  dengan  citra  diri  yaitu
                        adanya nilai eksistensi atau bahkan narsisme yang hidup di tengah-tengah lingkungan
                        sosial.  Hal  ini  tentu  menimbulkan  pro  dan  kontra  bagi  berbagai  kalangan.  Karena
                        disinyalir bentuk citra diri yang hadir pada diri seseorang tidaklah selalu mengarah
                        pada makna positif, seringkali juga berbau negatif. Tentu hal ini dikarenakan tujuan
                        masing-masing individu yang berbeda dalam menunjukkan citranya. Ada yang benar-
                        benar murni memperlihatkan kejujuran. Ada pula yang terselubung oleh keinginan-
                        keinginan tertentu.

                               Citra  diri  ini  juga  berperan  penting  dalam  membentuk  persepsi  dan
                        melahirkan asumsi dari orang-orang sekitar. Sekalipun pepatah, “Don‟t judge book
                        by its cover” marak digaungkan. Tetap saja pada dasarnya setiap orang selalu menilai
                        individu  lain  pada  kesan  atau  pandangan  pertama.  Sehingga  peran  citra  diri  ini
                        dianggap penting adanya ketika dalam sebuah hubungan antarpersonal. Hingga pada
                        beberapa  momentum,  penting  sekali  untuk  membentuk  sebuah  citra  agar  memiliki
                        kesan  yang  baik.  Bukan  dilakukan  sebagai  upaya  “menipu”,  akan  tetapi  untuk
                        menjaga sebuah tata krama dan profesionalisme semata dalam ranah tertentu.

                               Maka, citra diri dibentuk atau terbentuk  itu relatif.  Karena keduanya  saling
                        berkaitan  dan  tentu  dilakukan  hampir  oleh  seluruh  kalangan.  Dalam  kehidupan  ini
                        manusia  tidak  dapat  hidup  sendiri.  Sehingga  memerlukan  proses  sosialisasi  yang
                        mengharuskan  adanya  aturan-aturan  tertentu  baik  dalam  aspek  komunikasi,  gestur,
                        dan karakter pribadi.




                                       Tugas Mandiri


                           Berdasarkan  teks  editorial  berjudul  “Kegiatan  Ekstrakurikuler  di  Sekolah”,
                        cobalah  analisis  struktur  teks  editorial  berdasarkan  penjelasan  materi  sebelumnya.
                        Tentukan bagian tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Kemudian hasil analisisnya
                        dapat dicatat dalam buku catatan masing-masing.

                             Kegiatan 2


                           Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

                           Kemudian  setelah  mempelajari  struktur  teks,  unsur  pembangun  lainnya  yaitu
                        kaidah kebahasaan. Kaidah kebahasaan merupakan ciri khas kebahasaan yang dipilih
                        dalam  membangun sebuah teks. Selain  itu, kaidah kebahasaan teks editorial terdiri
                        atas lima bagian yaitu sebagai berikut.


                               1. Adverbia

                               Merupakan  kata  keterangan  yang  ada  dalam  teks  editorial.  Biasanya  yang
                               sering  muncul  dalam  teks  editorial  adalah  adverbia  frekuentatif.  Adverbia
                               frekuentatif  yang  menggambarkan  makna  berhubungan  dengan  tingkat
                               kekerapan  terjadinya  sesuatu  yang  diterangkan  adverbia  itu.  Contohnya
                               seperti  kata-kata  selalu,  biasanya,  sering,  kadang-kadang,  jarang,  sebagian
                               besar waktu.


                               2. Konjungsi







                                                                46
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55