Page 47 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 47
18 Tahun yakni sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%)
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Hal tersebut tentu memprihatinkan. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita
menyadari hal-hal krusial ini. Kita bisa menolak dan melarang konsumsi rokok sejak
di lingkungan keluarga sendiri. karena industri rokok juga banyak didukung oleh
pihak-pihak yang menerima keuntungan tinggi dari penjualan rokok selama berabad-
abad di Indonesia.
Tugas Mandiri
Setelah membaca kedua berita tersebut, coba kerjakan soal-soal di bawah ini.
1. Cari perbedaan kedua teks tersebut dari segi isi.
2. Temukan pula fakta dan opini yang terdapat dalam kedua teks tersebut.
3. Tentukan kategori berita berdasarkan bentuk isunya.
Kegiatan 2
Menyampaikan Pendapat Disertai Argumen Pendukung
Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi dari redaksi terhadap suatu
isu/masalah aktual. Isu bisa meliputi masalah politik, masalah sosial, juga masalah
ekonomi. Teks editorial dibentuk oleh adanya fakta-fakta dan opini-opini suatu isu
aktual (terkini) di sekitar kita. Oleh karena itu, teks editorial terbentuk oleh
banyaknya argumen dan data pendukung terkait persoalan tertentu.
Untuk menyampaikan sebuah argumen dalam teks editorial, tentu tidak semudah
berucap kosong belaka. Namun argumen yang disampaikan harus disertai hal-hal
pendukung lainnya. Hal-hal pendukung ini bisa diperoleh dari adanya argumen orang
lain atau pakar, data peristiwa di lapangan, dan lainnya.
Kemudian berdasarkan contoh teks editorial pada kegiatan 1, kita dapat melihat
beberapa data yang mendukung fakta dan opini yang memiliki argumen-argumen
pendukung. Berdasarkan kedua teks tersebut, kita akan mencoba untuk mengupas
teks editorial singkat berjudul “Bahaya Rokok bagi Kesehatan Indonesia”. Fakta
yang diperoleh berdasarkan gambaran teks di atas yaitu sebagai berikut.
1. Selama lebih dari 3 abad, industri rokok tumbuh dan berkembang di Indonesia
serta bertanggung jawab pada buruknya kesehatan masyarakat.
Menurut Kementerian Kesehatan, kerugian total akibat konsumsi rokok
selama 2013 mencapai Rp378,75 triliun. Padahal nilai pasar industri saat ini
ditaksir berkisar hingga Rp224,2 triliun.
2. ... angka kerugian lainnya juga diderita dari pembelian rokok mencapai 138
triliun rupiah. Kerugian ini berasal dari hilangnya produktivitas akibat sakit,
disabilitas dan kematian prematur di usia muda sebesar 235,4 triliun dan biaya
berobat akibat penyakit-penyakit terkait tembakau sebanyak 5,35 triliun
rupiah.
3. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi
usia 10-18 tahun, yakni sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018
(9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Sedangkan opini atau pendapat yang muncul dalam teks tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Namun nyatanya, masih banyak kebiasaan yang berakibat buruk pada
kesehatan, tak hanya pada diri sendiri, namun juga menularkan orang lain,
seperti merokok.
43