Page 93 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 93
Seringkali saya menemukan cerita-cerita pengalaman di Quora mengenai
siswa pintar yang tidak diterima SNMPTN meskipun sebenarnya ia sangat layak
untuk lolos jalur tersebut Sebaliknya, siswa yang cenderung biasa saja, bahkan tidak
menonjol dari segi akademik, lolos SNMPTN. Hal ini tentu sangat mengejutkan
karena ekspektasi seorang siswa dalam upaya untuk memperoleh nilai yang bagus
adalah lolos SNMPTN.
Fakta ini menciptakan pola pikir “Jangan pikirkan SNMPTN, pikirkan saja
bagaimana SBMPTN” yang begitu gencar disuarakan oleh guru-guru di bimbingan
belajar pada siswa. Tentu saja pola pikir itu didasarkan pada kenyataan bahwa sistem
SNMPTN sendiri adalah misteri, tidak pernah ada yang tahu bagaimana jadinya.
Seringkali SNMPTN ini dikatakan seperti sistem gambling atau bertaruh pada
keberuntungan. Perlu banyak taktik dan pertimbangan akan faktor-faktor tertentu
yang berkaitan dengan SNMPTN.
Hal ini menjadikan pendirian saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa
siswa tidak usah terlalu berharap pada SNMPTN dan lebih baik berusaha dengan
sebaik mungkin untuk SBMPTN mendatang. Saya rasa tidak ada sisi buruknya, justru
dengan SBMPTN, siswa dapat menunjukkan performa terbaiknya dengan
mengerjakan tes yang merupakan refleksi pengetahuannya secara murni, berbeda
dengan sistem rapor pada seleksi SNMPTN yang nilainya pun sudah dikonversi
sedemikian rupa. Kenyataan bahwa tidak semua siswa pintar lolos SNMPTN semakin
memperkuat pemikiran tersebut.
Anggaplah bahwa perguruan tinggi merupakan sebuah istana yang akan
dicapai dengan perjuangan oleh ribuan pejuang dan percayalah bahwa usaha tidak
pernah mengkhianati hasil. Percayalah bahwa SBMPTN ataupun seleksi mandiri
sekalipun, seluruhnya akan berakhir manis. Memotivasi diri sendiri sangat penting
dilakukan saat ini, oleh karena itu, perbanyaklah menyemangati diri sendiri maupun
meminta dukungan moril dari orang-orang terdekat. Meminjam sebuah kata-kata
bijak dalam bahasa Inggris yang selalu saya jadikan pegangan, “There is a will, there
is a way.”yang berarti “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.”
Teks esai berikut membahas mengenai fenomena SNMPTN yang terjadi di
Indonesia, dengan pernyataan pribadi penulis yang meyakini bahwa siswa tidak perlu
terlalu berharap pada SNMPTN dan lebih baik berusaha dengan sebaik mungkin
untuk SBMPTN. Teks esai lebih berfokus pada bagaimana penulisnya menyampaikan
pendapat pribadinya mengenai suatu isu. Penulis menyampaikan opininya mengenai
SNMPTN dengan fakta-fakta yang mendukung dan memperkuat opininya sehingga
opininya dapat dikatakan valid.
Ciri-ciri teks esai dikemukakan sebagai berikut.
No. CIRI-CIRI
1. Membahas mengenai suatu hal.
2. Di dalamnya tidak dituliskan isi atau sinopsis.
3. Tidak menilai kelebihan dan kekurangan suatu hal.
4. Penilaian dilakukan secara subjektif, didasarkan pada sudut pandang
pribadi.
89