Page 55 - KEILMUAN SAHABAT ALI BIN ABI THALIB BOOK DIGITAL
P. 55
Sahabat Ali adalah mata air pengetahuan yang
menjadi penawar dahaga para pencarinya. Dalam ilmu
alat misalnya, kita mengenal Abu Al-Aswad Al-Duali
sebagai Bapak ilmu nahwu kenamaan. Di balik
popularitasnya sebagai perumus ilmu nahwu, ada jasa
besar Sahabat Ali selaku gurunya yang mengajarkan
kaidah dasar ilmu alat tersebut. Sebagai seorang yang
mumpuni dalam ilmu bahasa, menjadikannya fasih pula
dalam beretorika dan pandai dalam berorasi. Nahjul
Balaghah yang merupakan Magnum Opus Sahabat Ali,
menjadi bukti atas kecakapan dalam gaya bahasa yang
dipadu dengan kedalaman serta keluasan ilmu.
Ilmu penyucian jiwa yang kemudian terlembaga
menjadi ilmu tarekat atau tasawuf juga berujung pada
Sahabat Ali. Para ulama tasawuf seperti Junaid Al-
Baghdadi, Abu Yazid Al-Busthami, dan Syibli menisbatkan
silsilah ilmu ini padanya. Banyak ulama yang bersaksi atas
keunggulan Sahabat Ali, termasuk Nabi sendiri.
Pengakuan Nabi adalah semacam bahasa penghormatan
yang dikhususkan untuknya. Namun demikian, bukan
berarti penafian terhadap keutamaan para sahabat yang
lain. Keteladanan para sahabat yang lain ini dijamin oleh
keberadaan sabda Nabi yang menyebut bahwa,
“Sahabatku ibarat bintang, dengan siapa saja kamu ikuti,
niscaya akan kalian dapati petunjuk.”
Pengakuan tersebut salah satunya datang dari
sahabat Umar bin Khattab dalam kisah seorang pendeta
Yahudi yang menguji sang khalifah dengan beberapa
pertanyaan. Amirul Mukminin berucap, “Yaa Abal Hasan
(Sahabat Ali), tiap ada kesulitan besar engkau selalu
kupanggil”. Ungkapan tersebut terlontar setelah Sahabat
42 Mengungkap Jejak Keilmuan Sahabat Ali Bin Abi Thalib