Page 30 - Modul Pembelajaran_Nurfadilah_A24119036
P. 30
Gambar 18. Parabolic Troughs adalah salah satu alat pengumpul panas (collector) yang
digunakan pada pembangkit listrik tenaga surya yang berada di the Mojave Desert at
Kramer Junction, California.
Gambar 19. Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Energi matahari merupakan salah satu sumber energi alternatif yang potensial untuk
dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama bagi negara-negara tropis seperti Indonesia.
Indonesia diuntungkan dengan intensitas radiasi matahari yang hampir sama sepanjang tahun,
yakni dengan intensitas harian rata-rata sekitar 4,8 kWh/m2. Pembangkit lisrik tenaga surya
ini sudah diterapkan di berbagai negara maju serta terus mendapatkan perhatian serius dari
kalangan ilmuwan untuk meminimalkan yang ada. Di Indonesia, pengembangannya sudah
dilakukan sejak tahun 1980-an. Penerapan pertama pemanfaatan energi surya oleh Lembaga
Elektronika Nasional (LEN).
Dengan kondisi saat ini dimana dunia termasuk Indonesia mengalami krisis energi,
maka pemanfaatan matahari sebagai sumber energi tidak bisa ditawar lagi. Pengembangan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) harus segera kita realisasikan terutama bagi
masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Selain sumber
energinya (matahari) begitu melimpah sehingga pemanfaatannya tak terbatas, PLTS relatif
lebih mudah dipasang dan dipelihara, ramah lingkungan, tahan lama, dan tak menimbulkan
radiasi elektromagnetik yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, PLTS bisa digunakan
untuk segala kebutuhan, seperti penerangan rumah tangga, pompa air, atau telekomunikasi.
Keuntungan dari penggunaan energi panas matahari antara lain: