Page 23 - Memahami Istidraj
P. 23
۟
َِّّ ِّ ِّ ِّ
ِّ
ِّ
ِّ
َّ
َّ
مَ لَ ىلُْ نَّ انَّإ ۚ مهسفنَ لِ يخ مَ لَ ىلُْ نَّ انََّأ اورفك نيذلٱ َّ بَسيَ َ لَو
َ
َ
َْ
ُ
ٰٓ ََ
ُْ
رَْ ُْ
ْ
ُ َ
َ
َ َ
۟
ِّ
ِّ
يهُْ م باَ ذع مَ لَو ۚ اٌۭ ًْ ثإ اودادز يل ِّ
ٌۭ
ر
ُٰٓ ََْ
ر َ ُْ َ
"Dan janganlah orang-orang kafir mengira bahwa
penangguhan (waktu) yang Kami berikan kepada mereka itu
lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi
mereka tenggang waktu hanya supaya bertambah-tambah
dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan."
(QS. Ali ‘Imran [3]: 178)
2. Kemaksiatan yang Tidak Dihukum Langsung
Tanda lain dari istidraj adalah ketika seseorang terus
melakukan dosa dan maksiat, tetapi tidak segera mendapat
hukuman. Sebaliknya, ia justru semakin sukses dan merasa
hidupnya baik-baik saja.
Contoh:
Seorang pejabat yang terus melakukan korupsi, tetapi
hidupnya tetap makmur, naik jabatan, dan bahkan dihormati
oleh banyak orang. Ia menganggap bahwa Allah merestui
perbuatannya, padahal bisa jadi ini adalah istidraj sebelum
kehancurannya.
Dalil dari Al-Qur’an:
23
Memahami Bahaya Istidraj