Page 24 - Memahami Istidraj
P. 24
ِّ
ِّ
ِّ
ِّ
ِّ
ِّ
يتم ىديك َّ نإ مَ لَ يلمُأو . نومَ لع ي َ لَ ثيح نم مهجردتسنس
َ
َ
ْ
ُ َْ ْ ُ ُ َ َ
ْ
ُْ
ر َ
ْ َ
ْ َ
ُ َْ
"Kami akan menarik mereka berangsur-angsur (ke arah
kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan
Aku memberi tenggang waktu kepada mereka.
Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh."
(QS. Al-Qalam [68]: 44-45)
Hadis Nabi:
ِّ
ِّ
ِّ
َِّّ ِّ ِّ
انَّإف ،هيصاعم ىَ لع ميقم وهو بيَ ام دبعْ لا يطع ي َّ للَّا تيَأر اذإ ِّ
َ
ُْ ُ
َ
َ َ
َ َْ
ََ
َ ر ُ َُ َ
ُْ َ َ ْ َ
ِّ
ِّ
ِّ
ِّ َّ للَّا نم جاردتسا كلذ
ْ
َ ر َ ْ َ َ
"Jika kamu melihat Allah memberikan seseorang dunia
sementara ia tetap bermaksiat, maka ketahuilah bahwa itu
adalah istidraj dari Allah." (HR. Ahmad, no. 17311)
3. Kesombongan dan Hilangnya Rasa Syukur
Orang yang mengalami istidraj cenderung menjadi sombong
dan merasa bahwa semua kesuksesan yang ia raih adalah
hasil dari usahanya sendiri, bukan karena rahmat Allah. Ia
juga jarang bersyukur atau semakin lalai dalam beribadah.
Contoh:
Seorang akademisi yang sangat cerdas, memenangkan
banyak penghargaan, tetapi menjadi arogan dan menolak
24
Memahami Bahaya Istidraj