Page 202 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 202

Ceramah Ki Sarino                                                                                                                                                                                                                     Atas
                          Mangunpranoto                                                                                                                                                                                                                         Ki Sarino
                          dengan judul                                                                                                                                                                                                                          Mangunpranoto,
                          “Pendidikan sebagai                                                                                                                                                                                                                   Menteri PP dan K
                          Sistem Perjuangan                                                                                                                                                                                                                     RI pada tahun 1956-
                          Kemerdekaan                                                                                                                                                                                                                           1957 bersilaturahmi
                          Indonesia”                                                                                                                                                                                                                            dengan Ki Hadjar
                          bertempat di                                                                                                                                                                                                                          Dewantara di Taman
                          Gedung Kebangkitan                                                                                                                                                                                                                    Siswa
                          Nasional, 24 Mei                                                                                                                                                                                                                      (Sumber: Biro
                          1976                                                                                                                                                                                                                                  Umum, Sekretariat
                          (Sumber:                                                                                                                                                                                                                              Jenderal
                          Perpustakaan                                                                                                                                                                                                                          Kementerian
                          Nasional Republik                                                                                                                                                                                                                     Pendidikan dan
                          Indonesia)                                                                                                                                                                                                                            Kebudayaan)

                                                                                                                                                                                                                                                                Tengah
                                                                                                                                                                                                                                                                Upacara pemberian
                                                                                                                                                                                                                                                                gelar kehormatan
                                                                                                                                                                                                                                                                Doctor Honoris
                                                                                                                                                                                                                                                                Causa oleh
                                                                                                                                                                                                                                                                IKIP Malang
                                                                                                                                                                                                                                                                kepada Ki Sarino
                                                                                                                                                                                                                                                                Mangunpranoto, 17
                                                                                                                                                                                                                                                                April 1976
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber:
                                                                                                                                                                                                                                                                Perpustakaan
                                                                                                                                                                                                                                                                nasional Republik
                                                                                                                                                                                                                                                                Indonesia)
                                           politisi dan birokrasi tidak memisahkannya dari dunia pendidikan. Menurut beberapa temannya, dalam
                                           darah Sarino mengalir jiwa pendidik.  Hal ini antara lain tercermin pula dari pembicaraan atau tulisan-                                                                                                              Bawah
                                                                           7
                                           tulisannya yang tidak jauh dari masalah pendidikan, baik yang ditulis pada masa kolonial maupun setelah                                                                                                              Menteri P.P
                                                                                                                                                                                                                                                                dan K, Sarino
                                           Indonesia merdeka.                                                                                                                                                                                                   Mangunpranoto,
                                                                                                                                                                                                                                                                Menteri Penerangan
                                                                                                                                                                                                                                                                BM. Diah dan
                                           Beberapa artikel yang ditulis pada masa kolonial, antara lain, dimuat dalam majalah Pandji Pustaka                                                                                                                   Menteri Kehakiman
                                           dan Bintang Timoer periode 1932-33. Ia juga menulis dalam jurnal Madjalah Pusara milik Taman                                                                                                                         Prof. Umar seno
                                                                                                                                                                                                                                                                Adji dari Kabinet
                                           Siswa, misalnya, tentang nilai pendidikan yang terkandung dalam permainan anak-anak. Tulisan                                                                                                                         Ampera I ikut serta
                                                                                                                                                                                                                                                                menghadiri Upacara
                                           lain yang diterbitkan misalnya Sosio-Nasional Demokrasi (Yogyakarta: Taman Siswa, 1946), Pokok-                                                                                                                      Hari Kesaktian
                                           pokok Pikiran Politik Pendidikan Indonesia (Jakarta: Taman Siswa, 1946), Setahun Kabinet Ampera                                                                                                                      Pancasila
                                           (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1967). Selain itu masih banyak artikel dalam                                                                                                                         (Sumber: Arsip
                                                                                                                                                                                                                                                                Nasional Republik
                                           seminar-seminar yang menampilkan subjek dan gagasan mengenai pendidikan .                                                                                                                                            Indonesia)

                                           Sarino dikenal bukan hanya sebagai ahli teori pendidikan, melainkan juga menerapkan pemikirannya
                                           pada sekolah yang diasuhnya beberapa tahun kemudian. Pada tahun 1950-an ia membangun kembali
                                           Taman Siswa di Semarang. Di samping itu ia juga membantu menyusun kembali Yayasan Sarjanawiyata
                                           yang kemudian disahkan akte pendiriannya di depan Notaris R.M. Wiranto di Yogyakarta pada
                                           28  Desember  1959.  Di  antara  para  pendiri  yayasan  tersebut  terdapat  Sri  Sultan  Hamengku
                                           Buwono IX dan Nyi Hadjar Dewantara. Untuk pertama kalinya yayasan diketuai oleh Ki Sarino
                                           Mangunpranoto. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan berdirinya fakultas.
                                           Sejalan dengan itu maka pada tahap awal Yayasan Sarjanawiyata mendirikan Taman Wiyata,
                                           setingkat collage, yang bertujuan antara lain untuk melatih para guru. Kemudian, sesuai dengan
                                           tujuan yayasan mendirikan fakultas, pada akhir tahun 1959 beberapa jurusan digabungkan menjadi
                                           satu fakultas dan salah satu program studinya adalah Sastra dan Filsafat. Pada tahun 1970 Sarino
                                           menjadi Rektor Sarjanawiyata menggantikan Nyi Hajar Dewantara. Selain itu Yayasan Sarjanawiyata
                                           pada tahun 1975 mendirikan Lembaga Studi Kedesaan (LSPK) dan pada tahun 1980 mendirikan
                                           Lembaga Pengkajian Kebudayaan (LPK).

                                           Yayasan Sarjanawijaya di bawah pimpinan Sarino juga merintis pembukaan semacam sekolah kejuruan
                                           setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu Sekolah Farming Menengah Atas (SFMA ), di Ungaran,
                                           Jawa Tengah, yang memulai kegiatannya sejak tahun 1961. Pendirian SFMA ini terilhami oleh gagasan
                                           Rabindranat Tagore dan Mahatma Gandhi sewaktu Sarino berkunjung ke luar negeri, terutama ke
                                           India. Pendidikan di sekolah itu lebih menekankan pada pelajaran yang bersifat praktis dalam kerangka
                                           mempersiapkan anak didik terjun ke dunia kerja setelah selesai sekolah. 8




                             190  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  191
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207