Page 205 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 205

Ki Sarino
 Mangunpranoto
 berjabat tangan
 dengan Presiden
 Soeharto pada
 acara tatap muka
 Munas Koperasi
 ke-11, 17 Januari   ENDNOTES
 1983, beberapa jam
 sebelum meninggal   1  Anton Lucas, “In Memoriam: Ki Sarino Mangunpranoto”, Indonesia. Volum/issue. 35, Cornell University South East Asia Program,
 dunia pada 17 Januari   1983. hlm. 133.
 1983
               2  Anton E. Lucas, One Spoul One Struggle: Peristiwa Tiga Daerah. Yogyakarta: Resist Book, 2004, hlm. 1.1.
 (Sumber:
 Perpustakaan   3  Ibid. hlm. 33.
 Nasional Republik   4  Lucas, Op.cit. 1983, hlm. 133.
 Indonesia)
               5  Lihat, Kementerian Penerangan Indonesia, Republik Indonesia Propinsi Djawa Tengah. Jakarta, hlm. 24.
               6  Sarino Mangunpranoto, “Menuju ke Demokrasi Pendidikan di Indonesia” (Pidato pada Upacara Penerimaan gelar Doktor
                 Kehormatan dalam Ilmu Pendidikan pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang pada tanggal 17 April 1976).
               7  Lucas, Op.cit.1983, hlm. 135.
               8  Lihat “Risalah Latarbelakang Seminar Pendidikan Kedesaan Tingkat Nasional tanggal 25-30 Juli 1976 di Bogor”.
               9  Lihat kembali catatan 8.
               10  Lihat kembali Pidato Promotor Prof. Dr. D. Dwidjoseputro pada pemberian gelar Doctor Honoris Causa Pendidikan kepada Bapak
                 Sarino Mangunpranoto pada 17 April 1976 (Malang : IKIP, 1976).
               11  Abdurrachman Surjomihardjo, “In Memoriam Ki Sarino Mangunpranoto, 15.1.1910-17.1.1983,” Kompas, 30 Januari 1983.


 SFMA kadangkala disebut sekolah Sewakul, mengacu pada nama sebuah bukit yang ada di sekitar sekolah
 yang menjadi pusat kegiatan pendidikan sekolah tersebut. Sekolah ini sekaligus menjadi penerapan
 ide-ide Sarino sewaktu menjadi Menteri PP dan K pada masa Kabinet Ali II, yaitu pengembangan
 sekolah nonformal. Kurikulum SFMA memadukan antara pendidikan yang ada dengan ide pendidikan
 nonformal yang digagasnya. Di Ungaran inilah Sarino beserta stafnya melakukan eksperimen baik di
 dalam sekolah maupun di luar sekolah, khususnya di sekitar bukit Sewakul, menuju pada peningkatan
 hidup yang nyaman dan berseni (hidup berseni).  Para pelajar dilatih membangun kehidupan sendiri
 9
 dengan memadukan pelatihan formal dan nonformal, tempat-tempat tinggal dengan bentuk gaya
 ashram, gubuk sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan serta konstruksi gaya desa, bagaimana
 mengolah lahan pertanian, dan sebagainya. Dengan demikian para pelajar Sewakul memahami betul
 bagaimana nanti hidup bermasyarakat. Kini ada sekitar tujuh SFMA di Jawa Tengah yang dikelola oleh
 swasta, baik yayasan Katholik maupun Protestan, di bawah bantuan pemerintah. Selain di Jawa Tengah
 SFMA juga terdapat di Lampung.

 Karena prestasi serta kecintaannya dalam dunia pendidikan, pada tahun 1976, Senat Guru Besar
 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang menerima usulan Prof. Dr. D. Dwidjoseputro
 untuk memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Sarino Mangunpranoto. Prof. Dwidjoseputro
 bertindak sebagai promotornya. Pada 17 April 1976 secara resmi Sarino Mangunpranoto dikukuhkan
 10
 sebagai Doktor (HC) oleh Senat Guru Besar IKIP Malang.
 Seperti telah diuraikan di atas Sarino tidak bisa lepas dari dunia pendidikan. Artinya, menjadi Menteri
 PP dan K atau tidak, dunia pendidikan merupakan dunianya. Banyak yang menilai Sarino seorang yang
 sederhana dan siap menerima tantangan hidup, apa pun bentuknya; termasuk ketika ia sibuk sebagai
 residen. Ia harus menjalankan roda pemerintahan dalam suasana tekanan dan ancaman tantara NICA
 yang melancarkan agresinya ke wilayah Jawa Tengah. Pada waktu itu, tepatnya pada tahun 1947, istrinya
 meninggal dunia dengan meninggalkan empat orang anak yang masih kecil-kecil. Ia membesarkan anak-
 anaknya sendiri tanpa menikah lagi.

 Pukulan kedua ia terima pada bulan Januari 1982, ketika putranya yang kedua—bernama Unggul—
 meninggal dunia karena lekeumia. Setahun kemudian, pada 17 Januari 1983, ia menyampaikan pidato
 pada Konsultasi Nasional tentang Koperasi di Jakarta. Pidato itu menimbulkan kesan mendalam pada
 teman-teman seperjuangan dan juga para muridnya. 11









 192  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  193
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210