Page 203 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 203

Ceramah Ki Sarino                                                                                           Atas
 Mangunpranoto                                                                                               Ki Sarino
 dengan judul                                                                                                Mangunpranoto,
 “Pendidikan sebagai                                                                                         Menteri PP dan K
 Sistem Perjuangan                                                                                           RI pada tahun 1956-
 Kemerdekaan                                                                                                 1957 bersilaturahmi
 Indonesia”                                                                                                  dengan Ki Hadjar
 bertempat di                                                                                                Dewantara di Taman
 Gedung Kebangkitan                                                                                          Siswa
 Nasional, 24 Mei                                                                                            (Sumber: Biro
 1976                                                                                                        Umum, Sekretariat
 (Sumber:                                                                                                    Jenderal
 Perpustakaan                                                                                                Kementerian
 Nasional Republik                                                                                           Pendidikan dan
 Indonesia)                                                                                                  Kebudayaan)

                                                                                                             Tengah
                                                                                                             Upacara pemberian
                                                                                                             gelar kehormatan
                                                                                                             Doctor Honoris
                                                                                                             Causa oleh
                                                                                                             IKIP Malang
                                                                                                             kepada Ki Sarino
                                                                                                             Mangunpranoto, 17
                                                                                                             April 1976
                                                                                                             (Sumber:
                                                                                                             Perpustakaan
                                                                                                             nasional Republik
                                                                                                             Indonesia)
 politisi dan birokrasi tidak memisahkannya dari dunia pendidikan. Menurut beberapa temannya, dalam
 darah Sarino mengalir jiwa pendidik.  Hal ini antara lain tercermin pula dari pembicaraan atau tulisan-     Bawah
 7
 tulisannya yang tidak jauh dari masalah pendidikan, baik yang ditulis pada masa kolonial maupun setelah     Menteri P.P
                                                                                                             dan K, Sarino
 Indonesia merdeka.                                                                                          Mangunpranoto,
                                                                                                             Menteri Penerangan
                                                                                                             BM. Diah dan
 Beberapa artikel yang ditulis pada masa kolonial, antara lain, dimuat dalam majalah Pandji Pustaka          Menteri Kehakiman
 dan Bintang Timoer periode 1932-33. Ia juga menulis dalam jurnal Madjalah Pusara milik Taman                Prof. Umar seno
                                                                                                             Adji dari Kabinet
 Siswa, misalnya, tentang nilai pendidikan yang terkandung dalam permainan anak-anak. Tulisan                Ampera I ikut serta
                                                                                                             menghadiri Upacara
 lain yang diterbitkan misalnya Sosio-Nasional Demokrasi (Yogyakarta: Taman Siswa, 1946), Pokok-             Hari Kesaktian
 pokok Pikiran Politik Pendidikan Indonesia (Jakarta: Taman Siswa, 1946), Setahun Kabinet Ampera             Pancasila
 (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1967). Selain itu masih banyak artikel dalam                (Sumber: Arsip
                                                                                                             Nasional Republik
 seminar-seminar yang menampilkan subjek dan gagasan mengenai pendidikan .                                   Indonesia)

 Sarino dikenal bukan hanya sebagai ahli teori pendidikan, melainkan juga menerapkan pemikirannya
 pada sekolah yang diasuhnya beberapa tahun kemudian. Pada tahun 1950-an ia membangun kembali
 Taman Siswa di Semarang. Di samping itu ia juga membantu menyusun kembali Yayasan Sarjanawiyata
 yang kemudian disahkan akte pendiriannya di depan Notaris R.M. Wiranto di Yogyakarta pada
 28  Desember  1959.  Di  antara  para  pendiri  yayasan  tersebut  terdapat  Sri  Sultan  Hamengku
 Buwono IX dan Nyi Hadjar Dewantara. Untuk pertama kalinya yayasan diketuai oleh Ki Sarino
 Mangunpranoto. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan berdirinya fakultas.
 Sejalan dengan itu maka pada tahap awal Yayasan Sarjanawiyata mendirikan Taman Wiyata,
 setingkat collage, yang bertujuan antara lain untuk melatih para guru. Kemudian, sesuai dengan
 tujuan yayasan mendirikan fakultas, pada akhir tahun 1959 beberapa jurusan digabungkan menjadi
 satu fakultas dan salah satu program studinya adalah Sastra dan Filsafat. Pada tahun 1970 Sarino
 menjadi Rektor Sarjanawiyata menggantikan Nyi Hajar Dewantara. Selain itu Yayasan Sarjanawiyata
 pada tahun 1975 mendirikan Lembaga Studi Kedesaan (LSPK) dan pada tahun 1980 mendirikan
 Lembaga Pengkajian Kebudayaan (LPK).

 Yayasan Sarjanawijaya di bawah pimpinan Sarino juga merintis pembukaan semacam sekolah kejuruan
 setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu Sekolah Farming Menengah Atas (SFMA ), di Ungaran,
 Jawa Tengah, yang memulai kegiatannya sejak tahun 1961. Pendirian SFMA ini terilhami oleh gagasan
 Rabindranat Tagore dan Mahatma Gandhi sewaktu Sarino berkunjung ke luar negeri, terutama ke
 India. Pendidikan di sekolah itu lebih menekankan pada pelajaran yang bersifat praktis dalam kerangka
 mempersiapkan anak didik terjun ke dunia kerja setelah selesai sekolah. 8




 190  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  191
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208