Page 269 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 269
Soemardjo
RIWAYAT SINGKAT
Soemardjo lahir dan pernah tinggal di Yogyakarta, namun tidak banyak yang diketahui tentang latar
belakang pendidikannya. Sejak usia remaja dan masa muda ia aktif dalam berbagai kegiatan organisasi.
Ia melanjutkan pendidikan di bidang sejarah dan lulus B2 Sejarah di Yogyakarta. Setelah menjadi sarjana
ia menjadi anggota Himpunan Sarjana Indonesia (Asvi Warman Adam, tt.: 118). Disinyalir ia membantu
Soekarno menuliskan beberapa pidato kepresidenan, terutama yang berkaitan dengan sejarah (Rith
Mc Vey, 1979).
Selama menjadi mahasiswa ia aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang beraliran
nasionalis. Ia juga aktif di berbagai kegiatan akademik, sosial, dan budaya, sehingga dekat dengan berbagai
kalangan yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan dan sosial budaya lainnya. Ia dekat dengan
tokoh-tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), seperti Nyoto, dan menurut kesaksian sahabatnya
ia selalu hadir dalam setiap diskusi yang diselenggarakan oleh Lekra tentang seni dan budaya sekalipun
ia bukan anggota resmi (Hersri Setiawan, 2018). Ia menulis beberapa artikel tentang kebudayaan yang
diterbitkan dalam beberapa surat kabar dan majalah. Ia pun pernah bekerja di Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI hingga kemudian ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan pada
Kabinet Dwikora II.
Masa Jabatan
21 Februari - 18 Maret 1966 ANGGOTA KABINET DWIKORA II
Soemardjo ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dalam Kabinet Dwikora II atau
Kabinet yang Disempurnakan. Kabinet Dwikora II dibentuk untuk menggantikan Kabinet Dwikora I yang
dianggap tidak dapat menyelesaikan berbagai persoalan bangsa saat itu. Masa kerja Kabinet Dwikora I
dari 27 Agustus 1964 sampai dengan 22 Februari 1966. Nama Dwikora merupakan kependekan dari
Dwi Komando Rakyat, yakni komando Presiden Soekarno ketika melancarkan konfrontasi bersenjata
terhadap Malaysia untuk menghalangi berdirinya negara Malaysia. Komando ini dikeluarkan dalam
pidato Presiden Soekarno di depan apel besar sukarelawan di Jakarta tanggal 3 Mei 1964, berisi dua
perintah, yaitu 1) perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan 2) bantu perjuangan revolusioner rakyat
Malaya, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei. Lahirnya Dwikora tidak lepas dari peran PKI dalam
pemerintahan, yang pengaruhnya mengarahkan politik bebas aktif Indonesia condong ke Republik
Rakyat China (RRC) dan memunculkan apa yang disebut Poros Jakarta-Beijing.
Kabinet Dwikora II diumumkan pada tanggal 21 Februari 1966 dan anggota kabinet dilantik pada
tanggal 24 Februari 1966. Kabinet ini juga dikenal dengan nama Kabinet Seratus Menteri karena
jumlah anggota kabinetnya lebih dari 100 menteri. Dalam Kabinet ini Soekarno sebagai Presiden
merangkap Panglima Tertinggi dan Perdana Menteri dengan didampingi lima Wakil Perdana Menteri.
Di samping itu ada dua menteri pendidikan: yang pertama Soemardjo sebagai Menteri Pendidikan
Dasar dan Kebudayaan dan yang kedua Leimena sebagai Menteri Pendidikan/Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pengetahuan.
Jumlah menteri yang banyak merupakan upaya Soekarno untuk meyakinkan rakyat bahwa pemerintah
akan segera melakukan tindakan-tindakan serius untuk mengatasi masalah kebangsaan. Namun
kabinet dibentuk pada masa yang sangat genting, saat rakyat sedang melakukan demonstrasi menuntut
pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah peristiwa besar 30 September 1965 (G 30 S/PKI)
yang menyebabkan tewasnya beberapa perwira tinggi TNI. Oleh karena peristiwa politik yang cepat
berubah itu Kabinet Dwikora II tidak berumur panjang. Beberapa menteri bahkan belum melakukan
256 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 257