Page 284 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 284

Suasana berkabung
                          di rumah duka
                          ketika dr. Leimena
                          meninggal. Tampak
                          Sultan Hamengku
                          Buwono IX sedang
                          melayat
                          (Sumber: koleksi                                                                                                                        Selain tindakan penanggulangan, rumah sakit juga melakukan tindakan pencegahan kesehatan.
                          Institut Leimena)
                                                                                                                                                                  Kebersihan menjadi aspek yang sangat diperhatikan pada waktu itu, sehingga diperlukan juru kesehatan
                                                                                                                                                                  yang dapat mendidik masyarakat mengenai pentingnya kebersihan. Juru kesehatan diambil dari anggota
                                                                                                                                                                  masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat lebih mengenal, dekat, dan mendengarkan saran juru
                                                                                                                                                                  kesehatan.  Juru  kesehatan  yang  dipilih  biasanya  seorang  kepala  desa  sehingga  dapat  menggerakan
                                                                                                                                                                  masyarakat. Juru kesehatan yang ditunjuk diberikan pelatihan dan pendampingan dari mantri kesehatan.
                                                                                                                                                                  Tugas juru kesehatan antara lain pendidikan kesehatan, pengawasan kebersihan rumah dan lingkungan
                                                                                                                                                                  sekitar, serta pencatatan sumber penyakit.


                                                                                                                                                                  Setelah dianggap sukses program Bandung Plan mulai diujicobakan di desa-desa Kabupaten Bandung,
                                                                                                                                                                  yang selanjutnya pada tahun 1954 sistem ini mulai diterapkan di Yogyakarta dan Magelang. 20

                                                                                                                                                                  Saat kekuasaan pemerintahan berganti dari Soekarno ke Soeharto, Leimena tidak masuk lagi dalam
                                                                                                                                                                  kabinet. Meskipun demikian ia masih dipercaya oleh Soeharto duduk dalam Dewan Pertimbangan
                                                                                                                                                                  Agung hingga tahun 1973. Pada periode ini pulalah Leimena kembali aktif ke dalam beberapa organisasi
                                                                                                                                                                  yang dulu digelutinya, seperti DGI, UKI, dan Partindo. Selain itu ia juga menjabat sebagai Direktur
                                           Leimena aktif dalam beberapa organisasi pengembangan umat dan pergerakan kalangan Kristen. Dalam                       Rumah Sakit Cikini dan Ketua Dewan Penyantun di Universitas Kristen Indonesia.
                                           gerakan politik, Leimena aktif sebagai salah satu pengusul dan pengurus Parkindo—meskipun tidak
                                           hadir pada saat pembentukan partai ini—dan sejak menjadi Menteri Muda Kesehatan ia dikenal sebagai                     Saat kunjungan ke Eropa atas undangan kawan-kawan gerejanya, Leimena jatuh sakit. Dalam perjalanan
                                           sosok yang penting dalam Parkindo. Leimena menjadi Ketua Parkindo yang kedua, antara tahun 1950                        pulang ke Indonesia, Leimena tidak dapat berjalan dan terpaksa menggunakan kursi roda. Beberapa
                                           dan tahun 1957.                                                                                                        kali tindakan medis seperti operasi tidak dapat mengembalikan kesehatannya. Akhirnya pada tanggal
                                                                                                                                                                  6 Maret 1977 Leimena meninggal karena komplikasi pembuluh darah dan darah tinggi. Jenazahnya
                                           Pada tahun 1948 beberapa tokoh Oikumene kembali memberikan masukan agar dibentuk suatu organisasi                      disemayamkan di rumah duka Jl. Cik Ditiro no. 16 untuk memberikan kesempatan penghormatan
                                           tunggal yang menaungi seluruh gereja di Indonesia, yang dapat menjadi tempat permusyawaratan                           terakhir. Setelah itu jenazah dibawa  ke Gereja  Paulus  untuk dilakukan kebaktian, selanjutnya
                                           dan tempat berkumpul perwakilan gereja seluruh Indonesia. Leimena beranggapan bahwa persatuan                          dikebumikan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
                                           gereja-gereja penting untuk diwujudkan karena perbedaan identitas gereja yang sebenarnya setara ini
                                           tidak bisa berjalan dalam semangat nasional. Jika persatuan gereja terwujud maka persatuan bangsa
                                           bisa menjadi lebih kokoh. Akhirnya pada bulan Mei 1950 dibentuklah Dewan Gereja-gereja Indonesia
                                           (DGI), sekarang lebih dikenal dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Organisasi ini dibentuk
                                           sebagai wadah persatuan dan musyawarah gereja-gereja di Indonesia. 16
                                           Salah satu karya dan kontribusi dr. J. Leimena kepada bangsa ini adalah ide tentang Bandung Plan.
                                           Setelah perang kemerdekaan selesai, Pemerintah Indonesia kekurangan sumber daya manusia, sarana
                                           dan prasarana kesehatan, di samping tingkat kesehatan masyarakat yang menurun akibat terjadinya
                                           perang. Pada saat itu juga terjadi tumpang-tindih pelaksanaan kebijakan kesehatan karena adanya Dinas
                                           Kesehatan Federal. Akhirnya Leimena menggabungkan kebijakan dan pelaksanaan kesehatan kedua
                                           lembaga tersebut. 17

                                           Leimena memulai program kesehatan percontohan di Bandung, dengan Bandung Plan pada 1951.  Ide
                                                                                                                                 18
                                           program ini dipengaruhi oleh pengalamannya saat bertugas di Rumah Sakit Immanuel Bandung, yang
                                           lebih menekankan tindakan pencegahan dalam masalah kesehatan, sehingga peran dokter dan tenaga
                                           kesehatan lebih ditekankan pada usaha preventif. Model struktur manajemen kesehatan ini dicontoh
                                           dari manajemen kesehatan yang telah diterapkan oleh zending. Dipilihnya Bandung sebagai bagian dari
                                           uji coba pertama proyek ini karena wilayah Bandung dianggap memiliki tingkat ekonomi masyarakat
                                           yang terbilang baik dan mampu menunjang pembiayaan. 19

                                           Usaha  awal projek  ini adalah pembangunan rumah sakit pembantu dan pusat kesehatan di setiap
                                           kawedanan yang dapat menampung masyarakat dengan penyakit relatif ringan. Di setiap kecamatan
                                           dibangun balai pengobatan yang ditangani juru rawat dari rumah sakit pembantu. Pengawas balai
                                           pengobatan ini diambil dari dokter RS Immanuel Bandung. Jenjang-jenjang pusat kesehatan inilah yang
                                           kelak menjadi cikal bakal puskesmas di setiap kecamatan di seluruh Indonesia.




                             272  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  273
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289