Page 282 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 282

Pada tahun 1955 dr.                                                                                                                                                                                                                   Presiden Soekarno
                          J.  Leimena, melalui                                                                                                                                                                                                                  dan dr. J. Leimena
                          tulisan dalam buku                                                                                                                                                                                                                    saat upacara
                          ini, mencetuskan                                                                                                                                                                                                                      pembukaan Sidang
                          konsep jangka                                                                                                                                                                                                                         Raya Dewan Gereja-
                          panjang tentang                                                                                                                                                                                                                       gereja Indonesia di
                          pembangunan                                                                                                                                                                                                                           Istora Senayan pada
                          kesehatan yang                                                                                                                                                                                                                        tanggal 5 Mei 1964
                          disebut dengan                                                                                                                                                                                                                        (Sumber: koleksi
                          Bandung Plan yang                                                                                                                                                                                                                     Institut Leimen)
                          menjadi dasar bagi
                          pengembangan
                          Puskesmas-
                          puskesmas di seluruh
                          Indonesia
                          (Sumber: koleksi
                          Institut Leimena)
















                                           ini. Setelah Kabinet Ali II jatuh pada April 1957, Leimena mengusulkan agar pemerintah mengakomodir                    Johannes Leimena di dalamnya. Setelah terjadi peristiwa G30S, tuntutan pembubaran Kabinet Dwikora
                                           pihak-pihak yang selama ini tersisihkan dari pusaran pemerintahan, seperti Masyumi dan angkatan bersenjata.            gencar terdengar. Pada 21 Februari 1966 dibentuklah Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan. Dalam
                                           Dengan diakomodirnya pihak-pihak ini diharapkan tidak lagi terjadi perpecahan dan tarik ulur kepentingan.              kabinet ini Leimena menduduki dua posisi berbeda: sebagai Wakil Perdana Menteri II dan sebagai
                                           Namun usul tersebut tidak dapat direalisasikan hingga akhirnya terbentuklah Kabinet Djuanda.                           Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan ad interim di bawah koordinasi Prof. Prijono. 12

                                           Pada masa Demokrasi Terpimpin, Leimena sangat dekat dengan Soekarno. Karena  kedekatannya
                                           dengan Soekarno inilah beberapa kali Leimena ditunjuk langsung oleh Soekarno sebagai Pejabat                           PEMIKIRAN TERHADAP NEGARA DAN BANGSA
                                           Presiden yang mengurus kondisi dalam negeri saat Soekarno pergi ke luar negeri. Meskipun dekat,
                                           Leimena  tidak  segan  berbeda  pendapat  dan  menyampaikan  perbedaan  tersebut  pada  Soekarno.                      Dalam hal kenegarawanannya, Leimena mempunyai pandangan bahwa baik buruk suatu negara dan
                                           Seringkali pula Leimena menjadi penengah hubungan Soekarno dengan para pembantunya, seperti                            bangsa ditentukan oleh warganya. Leimena menyebutnya sebagai warga negara yang bertanggung
                                           pada  saat  ketidaksetujuan  Djuanda  pada  ide  Soekarno  mengenai penyelenggaraan  pesta  olahraga.                  jawab. Setiap warga negara yang menjadi bagian suatu bangsa atau negara memiliki tanggung jawab
                                           Leimena menengahi mereka berdua dengan mengedepankan kebersamaan agar isu-isu tersebut tidak                           atas baik-buruk, maju-mundur, dan timbul-tenggelamnya  suatu negara. Jika  negara  mengalami
                                           menjadi bahan kritik oleh pihak yang berseberangan dengan pemerintah.                                                  kemunduran maka sebagai warga negara wajib mengkritik pemerintah melalui jalur yang sesuai dengan
                                                                                                                                                                  hukum dan legal; jika negara mengalami suatu kemajuan maka warga harus memuji pemerintahan dan
                                           Antara tahun 1959 dan tahun 1966 Leimena menjabat Menteri Koordinator Distribusi. Salah satu                           mendukungnya secara penuh. Hal itu, menurut Leimena, akan terjadi jika setiap warga negara memiliki
                                           yang mendasari penunjukan Leimena untuk jabatan ini adalah suksesnya program Bandung Plan. Salah                       kesadaran sebagai bagian dari negara dan bangsa.  Dengan warga negara yang bertanggung jawab,
                                                                                                                                                                                                               13
                                           satu tugas Menteri Koordinator Distribusi adalah menjamin kesejahteraan masyarakat. Oleh karena                        timbul pertanyaan: kepada siapa atau untuk apa kita harus bertanggung jawab. Menurut Leimena, setiap
                                           itu langkah yang dilakukan Leimena bukan hanya terfokus pada peningkatan angka pendapatan per                          warga negara yang masuk ke dalam wilayah yuridis suatu negara harus taat dan bertanggungjawab
                                           kapita saja, tetapi juga membangun jalur-jalur distribusi dan konsumsi bagi masyarakat agar roda                       pada aturan hukum dan undang-undang yang berlaku. Jika rakyat bertanggung jawab kepada hukum,
                                           perekonomian semakin berjalan lancar. Dalam bidang ekonomi, Leimena berpendapat bahwa campur                           bagaimana dengan pemerintah? Pemerintah harus bertanggung jawab kepada rakyat selaku pemberi
                                           tangan pemerintah merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk menjamin keadilan. Berkait dengan                       mandat kekuasaan, sehingga pemerintah harus bisa dikontrol dan diawasi oleh rakyat. Dalam lingkup
                                           hal tersebut beberapa  kali Leimena  berbeda  pendapat dengan Chaerul Saleh dalam pengambilan                          yang lebih luas, suatu negara juga harus bertanggungjawab dalam setiap langkah yang diambil. Menurut
                                           kebijakan mengenai peran modal asing, karena Saleh memberikan keleluasaan bagi modal asing dengan                      Leimena, kebertanggungjawaban negara terdiri dari dua aspek: (1) secara rohani atau spiritual negara
                                           alasan pembangunan.
                                                                                                                                                                  haruslah bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa dan (2) secara duniawi, ketatanegaraan harus
                                           Salah satu masalah yang dihadapi Kementerian Koordinator Distribusi pada waktu itu adalah naiknya                      bertanggungjawab kepada bangsa dan negara yang mereka layani. 14
                                           harga pangan, terutama beras, yang mulai langka pasokan. Leimena mengusulkan agar wilayah Sulawesi                     Terhadap hubungan antara konsep kewarganegaraan yang bertanggungjawab dan umat Kristen,
                                           Selatan dikembangkan menjadi lumbung beras nasional. Selain itu perusahaan negara yang bertugas                        Leimena menganggap bahwa umat Kristen memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap bangsa
                                           untuk bahan pangan diminta menjaga pasokan beras di kota-kota besar. Ia juga meminta kementerian                       dan negara Indonesia; bahkan Leimena menghimbau umat Kristen harus menjadi contoh bagi
                                           terkait untuk memperbaiki arus distribusi pangan agar berjalan lancar dan tidak terjadi kelangkaan.                    masyarakat lain dalam hal kecintaan dan nasionalisme. Pandangan dan perwujudan kewarganegaraan
                                           Kebijakan tersebut sesuai dengan Deklarasi Ekonomi yang  dicanangkan oleh Soekarno  mengenai                           yang bertanggungjawab harus selalu direfleksikan melalui pandangan bahwa segala kemuliaan hanya
                                           kemandirian ekonomi dan sumber daya Indonesia.
                                                                                                                                                                  bagi Tuhan, sehingga umat Kristen jangan sampai beranggapan sebagai minoritas dan dalam hal
                                           Sejak Indonesia merdeka, Leimena tercatat sebagai orang yang paling banyak masuk ke dalam kabinet.                     ketatanegaraan kurang berperan. Umat Kristen merupakan warga negara yang memiliki hak dan
                                           Meskipun sering terjadi pergantian kabinet, tetapi hampir setiap kabinet yang berganti selalu ada nama                 kewajiban sama seperti warga negara yang lain. 15




                             270  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  271
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287