Page 278 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 278
Dr. J. Leimena Atas
bersama istri dan Sebagian peserta
anak-anak (1951). Kongres Pemuda
(Duduk tengah, kiri II (Oktober 1928)
ke kanan), tamu berfoto di halaman
WHO, R. Tjitjih gedung Indonesische
Wiyarsih Leimena, Clubgebouw
Lendra Kraton (sekarang Gedung
Melani Kusumahati Sumpah Pemuda)
(digendong), Dr. J. di Jakarta. Dr. J.
Leimena. (Berdiri Leimena menjadi
belakang, kiri ke sekretaris dalam
kanan) Adrianus kongres tersebut
Djauhar Dominggus,
Anne Marie (Sumber: koleksi
Elisabeth, Catharina, Institut Leimena)
Veronica. (Duduk
depan, kiri ke kanan) Tengah
Viveka Nanda, Menteri Kesehatan
Johannes Erick, dr. J. Leimena
Remy Jesaja
sedang berbicara
(Sumber: koleksi dalam Muktamar
Institut Leimen) Ikatan Dokter
Indonesia di Gedung
Fakultas Kedokteran
Universitas
Indonesia di
Salemba pada tgl. 30
September 1951
(Sumber: koleksi
memiliki kesempatan untuk membaur dengan masyarakat yang lain. Leimena juga berpendapat bahwa Institut Leimena)
masih banyak organisasi atau kelompok yang memiliki pandangan “lokal” dalam ideologi mereka dan
belum mengarah pada pandangan yang lebih luas, misalnya paham kebangsaan dan persatuan. Bawah
Perundingan di
atas kapal Renville
Leimena memulai kegiatan organisasi sejak duduk di bangku Sekolah Tinggi Geneeskunde Hoogeschool pada tgl. 17 Januari
(GHS) di Jakarta. Selama menjadi mahasiswa ia aktif dalam sejumlah organisasi seperti Jong Ambon 1948. Tampak dari
kiri ke kanan: Mr.
dan Christelijke Studentenvereniging (CSV). Melalui organisasi itulah Leimena berkenalan dengan Latuharhary, Mr.
Ali Sastroamidjojo,
Soekarno, yang kelak membuat hubungan antar keduanya sangat dekat. Leimena juga menunjukkan H. Agus Salim, dr.
kepedulian pada gerakan kepemudaan. Pada tahun 1926 ia aktif dalam Gerakan Oikimene dan Jong J. Leimena, Drs.
Setiadjit, Mr. Amir
Ambon serta mulai mempersiapkan Kongres Pemuda. Dalam perhelatan bersejarah tersebut Leimena Syarifuddin
menjadi salah satu panitia, sehingga dapat dikatakan ia berperan dalam pelaksanaan Sumpah Pemuda. (Sumber: koleksi
Institut Leimena)
Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). 6
Salah satu gerakan dan paham yang sangat mempengaruhi Leimena pada masa studinya adalah
pergerakan nasional dan paham kebangsaan. Ketertarikan ini dipicu oleh pergaulannya di Batavia
yang dekat dengan banyak orang dari berbagai golongan masyarakat, ditambah dengan bacaan-bacaan
yang menyangkut masalah kebangsaan. Sekitar tahun 1925-1926 Leimena mulai memahami pemikiran
dan ide-ide Soekarno tentang masa depan bangsa Indonesia yang kelak sangat mempengaruhinya.
Leimena sadar telah terjadi perubahan baru dalam tatanan masyarakat Hindia-Belanda dengan
lahirnya kaum intelektual.
Selain pergerakan dan paham kebangsaan, Leimena juga berkenalan dengan gerakan keagamaan dan
religius yang juga sangat mempengaruhi pandangan, kebijakan, dan kepribadiaannya. Gerakan tersebut
adalah Oikumene, yang berarti ‘kesadaran’, suatu kesadaran yang bertanggung jawab, kesadaran untuk
menyatukan umat Kristen tanpa harus melepaskan identitas sosial dan budaya mereka. Gerakan
Oikumene ia kenal lewat hubungannya dengan penginjil untuk kalangan mahasiswa dari organisasi
Zendingsconsuulaat Batavia. Dalam gerakan ini Leimena menemukan hubungan antara gerakan politik
dan agama, yang diyakininya bukan dua hal yang bertolak belakang, melainkan dapat digabungkan demi
tujuan yang mulia.
KARIER SEBAGAI DOKTER DAN POLITIKUS
Leimena memulai karier sebagai dokter sejak tahun 1930 di Centrale Burgelijke Ziekenhuis (CBZ)
Batavia, yang kini lebih dikenal dengan Rumah Sakit (RS) Cipto Mangunkusomo, Jakarta. Tak lama
266 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 267