Page 321 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 321

Mashuri Saleh





               Mashuri Saleh lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada tanggal 19 Juli 1925. Ayahnya bernama Ki Saleh
               Kromoastro.  Ia memiliki tiga saudara kandung, yaitu Maskanan, seorang perwira tinggi yang bertugas
                           1
               di MBAD, sedangkan dua orang lainnya, Sutikno dan Sukarnin, merupakan pengusaha swasta.

               Saat bersekolah, Mashuri Saleh sangat aktif berorganisasi, seperti Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan
               Persatuan Pemuda Taman Siswa. Ia sering terpilih sebagai pengurus dan ketua organisasi yang diikutinya.
               Di Surakarta, saat Revolusi Kemerdekaan 1945-1949, Mashuri bergabung dalam Ikatan Pemuda Pelajar
               Indonesia (IPPI) Surakarta. Kemampuannya mengerahkan dan memimpin pelajar-pelajar di Surakarta
               membuatnya terpilih sebagai Komandan Batalion 55 Tentara Pelajar (TP) Surakarta.  Setelah masa
                                                                                            2
               revolusi kemerdekaan berakhir, Mashuri melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum (FH) Universitas
               Gadjah Mada (UGM). Sembari kuliah, ia aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat dan pemerintahan.
               Dalam bidang sosial pendidikan Mashuri mengabdikan diri menjadi guru Sekolah Menengah Atas (SMA)
               dan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA). Saat Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB)
               dibentuk pada tahun 1958 ia bergabung sebagai anggota Badan Pertimbangan. Pada tahun 1960-1965
               ia menjadi Ketua Penasehat Penguasa Perang Pusat (Peperu). 3

               Tahun 1957 Mashuri lulus FH UGM dengan gelar Sarjana Hukum (S.H). Kiprahnya di bidang organisasi
               dan masyarakat pun semakin meluas. Ia menjadi pengacara sekaligus Ketua Pengurus Persatuan Sarjana
 Masa Jabatan  Hukum Indonesia (Persahi). Selain berprofesi sebagai pengacara Mashuri aktif dalam organisasi dan
 6 Juni 1968 - 28 Maret 1973  gerakan politik. Sebagai alumnus UGM ia diminta menjadi Ketua Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada
               (KAGAMA).  4

               Mashuri mengakhiri masa lajang dengan menikahi seorang perempuan bernama Listinah, yang kemudian
               dikenal dengan sebutan Lies Mashuri. Lies lahir di Kalimantan Timur, namun besar dan bersekolah
               di Jawa. Dari pernikahan tersebut lahir enam orang anak, yaitu Ani Anggraini, Toto Wijayanto, Sri
               Pangastuti, Bambang Rusmanto, Djoko Riyadi Mashuri Saleh, dan Arinto Wahyuwigati. Toto Wijayanto
               menjadi Sarjana Ekonomi, sedangkan Bambang Rusmanto dan Djoko Riyadi Mashuri melanjutkan
               pendidikannya di Universitas Trisakti. 5

               Mashuri bekerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan kemudian menjabat Direktur Jenderal
               Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (Dirjen PTIP) selama dua periode berturut-turut tahun 1966-
               1967 dan 1967-1968. Kariernya semakin gemilang ketika diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi
               Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  dalam  Kabinet  Pembangunan  I  (1968-1973). Dalam  Kabinet
               Pembangunan II (1973-1978) ia dipercaya sebagai Menteri Penerangan. Pada tahun 1977-1982 Mashuri
               menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat (MPR/DPR) dari
               Golkar dan kemudian diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) (1982-1986). 6

               Mashuri menetap di Surakarta selama beberapa tahun seblum meninggal dunia di rumah kediaman
               keluarga pada 1 April 2001 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Jurug,
               Surakarta. 7



               PEMIKIRAN DAN KARYA

                           “Pak Mashuri selalu realist dan sederhana, Pak Mashuri
                           sederhana dalam bitjara dan berpakaian. Para mahasiswa

                           dan  pemuda  sering  mendjumpainya  dikamar  kerdjanja,




 308  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  309
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326