Page 329 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 329

Departemen P &
 K - serah terima
 Jabatan Menteri P
 & K dari Mashuri
 Saleh S.H. kepada
 Prof. Dr. Ir. Sumantri
 Brojonegoro
 (Sumber foto:   dapat menaungi kegiatan kebahasaan di antara kedua negara, yang kemudian disebut Majelis Bahasa
 Perpustakaan   Indonesia-Malaysia (MBIM). Sebagai garis panduan kegiatan dibuatlah Piagam Kerja Sama Kebahasaan
 Nasional Republik
 Indonesia)    yang ditandatangani oleh Dr. Amran Halim selaku wakil Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia dan
               Datuk Haji Sujak bin Rahiman selaku wakil Jawatan Kuasa Tetap Bahasa Malaysia. 29

               Selain kerjasama dalam bidang kebahasaan, Indonesia pun kembali menjalin kerjasama dalam bidang
               pendidikan dengan Malaysia. Soeharto ingin menjadikan pendidikan nasional sebagai sakaguru utama
               dalam negara Orde Baru. Ide tersebut kemudian membuat Soeharto memanggil Mashuri ke Cendana
               pada Kamis 7 Mei 1970. Mereka membicarakan ide tentang kemungkinan mengirim kembali guru-guru
               ke Malaysia. 30
               Selain dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, Mashuri juga melakukan kerjasama dengan Negara
               ASEAN lain dalam bidang olahraga. Pada tahun 1971 diselenggarakan kejuaraan tim Golf Amatir Asteng
               XI. Mashuri hadir dalam pembukaan kejuaraan tersebut.

               Masa jabatan Mashuri Saleh sebagai Menteri P dan K berakhir pada tahun 1973. Jabatan tersebut
               kemudian dilanjutkan oleh Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro. Mashuri duduk sebagai Menteri
 Selain dalam bidang pendidikan, Mashuri melakukan banyak perubahan dalam bidang organisasi,
 kebudayaan, dan olahraga. Melalui Keppres No. 39 athun 1969 Departemen P dan K menyederhanakan   Penerangan pada tahun 1973-1978 dan mewakili Golkar sebagai Wakil Ketua DPR/MPR pada tahun
 lima Direktorat Jenderal menjadi tiga Direktorat Jenderal. Ia membentuk Inspektorat Jenderal serta   1977-1982. Selanjutnya ia diminta menjadi anggota DPA pada tahun 1982-1986.
 Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan melalui Keppres No. 48 dan Keppres
 No.84  tahun  1969.   Pada  tahun  1970  ia  mengeluarkan  Peraturan  Menteri No. 066/1970  tanggal
 25
 9 April 1970 yang berisi penyerahan wewenang di bidang tata-usaha kepegawaian kepada pejabat-
 pejabat  tertentu  dalam  lingkungan  Departemen  P  dan  K  dan  dilengkapi dengan  undang-undang,
 peraturan pemerintah, serta peraturan-peraturan lain dalam bidang kepegawaian. 26

 Dalam bidang kebudayaan, Mashuri melakukan banyak pembaharuan, baik yang berkait di dalam maupun
 yang berkait dengan luar negeri. Di dalam negeri ia mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan
 (EYD) menggantikan Ejaan Soewandi pada tanggal 23 Mei 1972. Ia menandai pergantian ejaan tersebut
 dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor Departemen P dan K: dari Djl. Tjilatjap
 27
 menjadi Jl. Cilacap.  Kebijakan luar negeri dilakukan terutama kerjasama dengan Malaysia dan negara
 Association of Southeast Nations (ASEAN) lain. Kerjasama dengan Malaysia sebelumnya terjalin pada saat
 28
 Prof. Prijono menjabat sebagai Menteri Pendidikan tahun 1957,  namun terputus akibat kondisi politik
 yang berubah pasca Inggris berinisiatif menjadikan Kalimantan Utara sebagai bagian dari negara federal
 Malaysia. Di bawah pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia menyatakan perang dengan Malaysia
 karena Soekarno tidak rela Kalimantan Utara menjadi negara boneka Inggris. Sekitar tahun 1965 kerja
 sama antara Indonesia dan Malaysia terhenti, termasuk kerjasama pengiriman guru dan kebahasaan.
 Sesudah peristiwa  G30S pemerintahan Presiden Soekarno tumbang. Soeharto  yang  memegang
 kekuasaan  pada  saat  itu  membangun  situasi harmoni di antara  negara-negara  ASEAN. Hubungan
 kerjasama  Indonesia  dengan Malaysia  pun diperbaiki. Pada tanggal 7 September 1966 diadakan
 pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia, termasuk menghidupkan kembali
 kerja sama bidang kebahasaan. Pada tanggal 27 Juni 1967 ditandatangani kesepakatan di bidang ejaan
 dengan melahirkan Ejaan Melayu-Indonesia (Ejaan Melindo). Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh
 Ny. S.W. Rujiati Mulyadi dari Indonesia dan Tuan Syed Nasir bin Ismail dari Malaysia. Kerjasama tersebut
 secara resmi diakui setelah dilakukan penandatanganan Komunike Bersama oleh Menteri Pendidikan
 dan Kebudayaan Indonesia Mashuri Saleh, S.H. dan Menteri Pelajaran Malaysia Encik Hussein Onn
 pada tanggal 23 Mei 1972 di Jakarta.

 Sebagai tindak lanjut kerjasama tersebut pada 26-29 Desember 1972 dilaksanakan sidang pertama
 kebahasaan di Malaysia. Salah satu keputusan sidang adalah kesepakatan membentuk wadah yang




 316  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  317
   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334