Page 342 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 342

Teuku Mohammad Syarif Thayeb





                                                                                                                                                                  MASA KECIL DAN PENDIDIKAN

                                                                                                                                                                  Teuku Mohammad Syarif Thayeb kelahiran Peureulak, Aceh, tanggal 7 Agustus 1920, dari keluarga
                                                                                                                                                                  bangsawan dan memperoleh gelar “teuku” dari ayahnya, Teuku Cik Muhammad Thayeb, seorang
                                                                                                                                                                  uleebalang  ‘hulubalang’  di  Peureulak.  Sebagaimana  diketahui  bahwa,  dalam  lembaran  sejarah  Aceh,
                                                                                                                                                                  kawasan kelahiran Syarif Thayeb merupakan bekas kerajaan yang pernah jaya sebelum kedatangan
                                                                                                                                                                  kolonialis Belanda. 1

                                                                                                                                                                  Catatan mengenai masa pendidikannya hanya tercatat ketika ia belajar di Geneeskundige Hogeschool
                                                                                                                                                                  di Aceh tahun 1933.  Pendidikan di sekolah lanjutan kedokteran masa kolonial Belanda itu ia selesaikan
                                                                                                                                                                                    2
                                                                                                                                                                  pada tahun 1938. Sejak sekolah di Geneeskundige Hogeschool, ia aktif dalam gerakan politik untuk
                                                                                                                                                                  Indonesia merdeka, namun masih secara sembunyi-sembunyi (gerakan bawah tanah). Hal ini sangat
                                                                                                                                                                  dimungkinkan karena Aceh pada masa itu merupakan ladang yang subur bagi tumbuhnya gerakan
                                                                                                                                                                  penentangan terhadap kolonialis Belanda. Oleh karena saat itu penjajah menjalankan politik opresif
                                                                                                                                                                  dan polisi mata-matanya (Politieke Inlichtingen Dienst-PID) bertebaran di mana-mana, maka kegiatan
                                                                                                                                                                  politik secara tidak nyata merupakan upaya yang paling mungkin dilakukan Syarif Thayeb muda.
                                                                                                                                                                  Beralihnya kekuasaan Hindia Belanda ke tangan tentara pendudukan Jepang tahun 1942 tidak membuat
                                                                                                                                                                  Syarif Thayeb mundur dari dunia pergerakan. Ia tetap aktif mengupayakan kebebasan Indonesia dari
                             Masa Jabatan                                                                                                                         penjajah sehingga beberapa kali ditangkap militer Jepang. Tuduhan yang ditujukan kepadanya adalah ia
                                                                                                                                                                  dianggap berbahaya dan menyebar ujaran kebencian terhadap Jepang.
                             22 Januari 1974 – 29 Maret 1978
                                                                                                                                                                  Pada masa pendudukan Jepang, Syarif Thayeb melanjutkan pendidikan di Ika Dai Gaku Jakarta (Sekolah
                                                                                                                                                                  Tinggi Kedokteran Jakarta). Karena tidak puas dengan pendidikannya, Syarif Thayeb melanjutkan studi
                                                                                                                                                                  di Harvard Medical School, Amerika Serikat, tahun 1955. Pendidikan di perguruan tinggi bergengsi di
                                                                                                                                                                  Boston itu dirampungkannya pada tahun 1957. Ia kemudian melanjutkan kuliah di Pediatrics School of
                                                                                                                                                                  Medicine di Philadelphia.

                                                                                                                                                                  Pengakuan terhadap kiprah ilmu dan minat akademisnya tidak hanya diperoleh di ujung kuliah yang
                                                                                                                                                                  dijalaninya, tetapi juga diperoleh setelah aktif mendarmabaktikan ilmunya di perguruan tinggi dan
                                                                                                                                                                  sebagai pejabat  publik. Setamat  kuliah  dan  setelah  kembali aktif  di lingkungan  Tentara  Nasional
                                                                                                                                                                  Indonesia (TNI) sebagai Kepala  Bank dan Laboratorium Darah Angkatan Darat, Syarif Thayeb
                                                                                                                                                                  dipercayai menjadi Kepala  Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Cipto  Mangunkusumo  di Jakarta. Ia
                                                                                                                                                                  pun menjadi dosen pada Fakultas Kedokteran Bagian Anak Universitas Indonesia (UI) dan kemudian
                                                                                                                                                                  menjadi presiden universitas tersebut, dan setelah itu menjadi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
                                                                                                                                                                  Pengetahuan (PTIP). Minat dan pengabdiannya yang tinggi pada dunia akademis khususnya dan dunia
                                                                                                                                                                  pendidikan pada umumnya mengantarnya menjadi penerima Doktor Honoris Causa (Dr. HC.) untuk
                                                                                                                                                                  bidang pendidikan yang dianugerahkan oleh Mindanao University Filipina tahun 1967. Delapan tahun
                                                                                                                                                                  kemudian ia kembali memperoleh Doktor Honoris Causa dari The Philipines Womens University
                                                                                                                                                                  Manila.   Tidak  hanya  menyibukkan  diri  dalam  pendidikan  umum  yang  berhubungan  dengan  dunia
                                                                                                                                                                        3
                                                                                                                                                                  kedokteran, ia juga tercatat pernah mengikuti pendidikan dalam bidang kemiliteran, yakni pada Sekolah
                                                                                                                                                                  Staf Angkatan Darat (SESKOAD) di Bandung tahun 1970.



                                                                                                                                                                  KARIER

                                                                                                                                                                  Dunia militer memang menjadi bagian dari sejarah hidup Syarif Thayeb. Kegiatannya dalam gerakan bawah
                                                                                                                                                                  tanah guna pembebasan Indonesia dari cengkeraman kolonialis (Belanda dan Jepang) menyebabkan ia
                                                                                                                                                                  memilih masuk dunia militer pada awal kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Ia memasuki kancah




                             330  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  331
   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346   347