Page 344 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 344

Geneeskundige
                                                                                                                                                                                                                                                                Hoogeschool
                                                                                                                                                                                                                                                                Batavia. Iklan
                                                                                                                                                                                                                                                                penerimaan
                                                                                                                                                                                                                                                                pendaftaran
                                                                                                                                                                                                                                                                mahasiswa ketika
                                                                                                                                                                                                                                                                pertama kali dibuka
                                           dunia militer melalui jalur Tentara Keamaan Rakyat (TKR). Latar belakang pendidikan kedokteran                                                                                                                       tahun 1927
                                           membawa dirinya ditempatkan sebagai tim medis sejak keterlibatannya dalam perang mempertahankan                                                                                                                      (Sumber:
                                                                                                                                                                                                                                                                De Sumatra
                                           kemerdekaan. Medan perjuangannya sebagai dokter militer ini menempatkannya di Front Surabaya.                                                                                                                        Post tanggal
                                                                                                                                                                                                                                                                6 Agustus 1927)
                                           Ia juga ikut dalam penumpasan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun tahun 1948
                                           dan  penumpasan  upaya  pendirian  Republik  Maluku  Selatan  (RMS) tahun  1951. Sesudah  pengakuan
                                           kedaulatan hingga tahun 1955 ia ditugaskan sebagai dokter militer di Komando Militer Kota Besar
                                           Djakarta Raja (KMKB-DR) Divisi Siliwangi.

                                           Seperti disebut di atas, tahun 1955 Syarif Thayeb melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat. Berturut-
                                           turut ia mengecap pendidikan di Sekolah Kesehatan Harvard University di Boston (1955-1957) dan
                                           Pediatrics School of Medicine Temple University di California (1957-1959). Setamat dari Pediatrics
                                           School of Medicine ia kembali ke tanah air dan bekerja kembali di lingkungan militer. Ia diangkat sebagai
                                           Kepala Bank dan Laboratorium Darah Angkatan Darat di Jakarta tahun sejak 1959 hingga 1961.

                                           Pada  tahun  yang  sama  Syarif  Thayeb  menjabat  Kepala  Rumah  Sakit  Umum  Pusat  (RSUP) Cipto
                                           Mangunkusumo sekaligus dosen senior di Fakultas Kedokteran bagian Anak UI. Kariernya terus
                                           meroket. Pada tahun 1962 dia ditunjuk menjadi Presiden UI dan pada akhir tahun 1964, ketika Bung                       ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan mereka bersekolah, apalagi bersekolah di lokasi di luar
                                           Karno membentuk Kabinet Dwikora, ia diangkat sebagai Menteri PTIP hingga tahun 1966.                                   tempat tinggal mereka; dan mereka diajak atau dipaksa membantu orang tua bekerja, dengan kata lain
                                                                                                                                                                  alasan ketiga ini berkait erat dengan kurangnya dukungan orang tua. Hal terakhir berhubungan dengan
                                           Memasuki masa transisi dari Demokrasi Terpimpin ke Orde Baru, ia terpilih sebagai Wakil Ketua                          kenyataan lain yang melilit dunia pendidikan saat itu, yakni masih banyak orang dewasa yang belum
                                           Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) tahun 1966-1971. Setelah melepas kesibukannya                            pernah mengecap pendidikan.
                                           di DPRGR ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Amerika Serikat dan Brazil yang berkedudukan di
                                           Washington dari tahun 1971 sampai tahun 1974. Karier Syarif Thayeb di dunia birokrasi terus berlanjut                  Salah  satu kebijakan  yang  dijalankan  Syarif  Thayeb  untuk mengatasi kekurangan sekolah  adalah
                                           ketika Presiden Soeharto melantiknya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) tanggal                       membangun gedung-gedung sekolah baru yang didanai dengan anggaran yang dialokasikan berdasarkan
                                           22 Januari 1974 menggantikan Soemantri Brodjonegoro. Sejak tahun 1976 sampai 1988, setelah selesai                     Intruksi Presiden (Inpres), yang dikenal dengan nama Sekolah Dasar Intruksi Presiden (SD Inpres).
                                           menjabat Menteri P dan K, beberapa kali ia memegang jabatan tertentu, antara lain sebagai anggota                      Pembangunan gedung ini lengkap dengan mebelnya, kamar kecil, pompa air, dan sumur. Hingga dua
                                           Badan Pelaksana UNESCO tahun 1976-1980, Chairman of SEAMEC Conference tahun 1977-1978, dan                             tahun kepemimpinan Syarif Thayeb (1976) telah dibangun 16.000 gedung dengan 96.000 ruang kelas.
                                           Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) tahun 1978-1983 dan 1983-1988. 4                                                Sesuai dengan tujuan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan gedung pendidikan, SD Inpres dibangun
                                                                                                                                                                  di tempat-tempat yang sebelumnya belum memiliki sekolah dan umumnya di kawasan pinggiran dan
                                                                                                                                                                          6
                                           PEMIKIRAN UNTUK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN                                                                              pelosok.  Di samping membangun SD Inpres, pemerintah juga memberikan bantuan untuk memperbaiki
                                                                                                                                                                  SD Negeri dan swasta serta Madrasah Ibtidaiyah. 7
                                           Semasa menjabat Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada masa akhir Demokrasi
                                           Terpimpin, Syarif Thayeb menjadi salah seorang sponsor berdirinya Kesatuan Aksi Mahasiswa                              Masalah ekonomi yang melilit sebagian besar siswa disebabkan oleh adanya kewajiban siswa membayar
                                           Indonesia (KAMI). Sejak demonstrasi besar-besaran tahun 1966 ia bersuara lantang tentang kebebasan                     Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). SPP dikenakan kepada seluruh peserta didik, mulai dari
                                           kampus.  Ia  mendefinisikan  kebebasan  akademis  adalah  kebebasan  berpendapat  serta  penyampaian                   tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Masa kepemimpinan Syarif Thayeb mewarisi sistem yang secara
                                           ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara lisan maupun tertulis dalam beberapa forum yang biasa                       yuridis diperkenalkan oleh pemerintah sejak tahun 1968. Pada kenyataannya, dalam proses belajar
                                           berlaku di Perguruan Tinggi.                                                                                           mengajar, peserta didik sesungguhnya tidak hanya membayar SPP semata, tetapi juga sejumlah biaya
                                                                                                                                                                  lain, seperti bahan pelajaran (buku dan alat tulis) dan biaya ekstra kurikuler. Di samping itu keadaan
                                           Ketika mengemban jabatan sebagai Menteri P dan K Syarif Thayeb berhadapan dengan sejumlah                              ekonomi negara yang masih belum stabil pascaperalihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru juga
                                           persoalan mendasar dalam dunia pendidikan Indonesia. Persoalan ini terjadi pada tingkat pendidikan                     membuat biaya hidup menjadi sangat tinggi.
                                           dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Tiga dari sejumlah persoalan itu yang langsung berhubungan
                                           dengan tingkat pendidikan dasar dan menengah, yakni perluasan dan pemerataan kesempatan belajar,                       Syarif Thayeb menyikapi persoalan ini dengan mengeluarkan Keputusan Bersama antara Menteri P dan
                                           biaya pendidikan/pembebasan uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), dan mutu pendidikan.                            K, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan. Tidak tanggung-tanggung, saat itu dikeluarkan tiga
                                                                                                                                     5
                                           Saat itu masih banyak anak usia sekolah, yakni anak umur 7 hingga 12 tahun, yang tidak sempat                          Surat Keputusan sekaligus, yaitu SK Bersama No. 0257/K/1974, No. 221 tahun 1974, dan No. 1606/
                                           menikmati pendidikan. Kalaupun bisa bersekolah, banyak di antara mereka yang kemudian tidak                            MK/1/11/1974 Tentang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Ada tiga pokok pikiran yang paling
                                           mampu menyelesaikan pendidikan dan terpaksa drop out ‘keluar sekolah’ sebelum memperoleh ijazah.                       penting dari ketiga SK tersebut. Pertama, SPP merupakan satu-satunya sumbangan yang dibenarkan
                                           Menurut data yang tersedia saat itu, dari 100 siswa yang masuk kelas 1 hanya sekitar 25 % yang mampu                   untuk  dipungut  oleh  sekolah  atau  perguruan  tinggi.  Kedua,  keringanan  yang  dapat  diberikan  atau
                                           bertahan hingga kelas 6 dan lulus. Ada banyak latar belakang yang menyebabkan pendidikan mereka                        pembebasan dari kewajiban membayar SPP berdasarkan persetujuan Bupati Kepala Daerah Tingkat
                                           terputus; tiga di antaranya adalah kurang ketersediaan sekolah tempat belajar (kalapun ada berada di                   II. Ketiga, untuk perguruan tinggi, pembebasan atau keringanan diberikan atas usul pimpinan fakultas
                                           tempat yang jauh dari rumah atau tempat tinggal dan akses jalan menuju sekolah sangat jelek); keadaan                  berdasarkan pertimbangan senat perguruan tinggi bersangkutan. 8




                             332  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  333
   339   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349