Page 346 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 346
Atas Pembukaan Rapat
Pelantikan Dewan Koordinasi Proyek
Perwakilan Rakyat Perintis Sekolah
Gotong Royong Pembangunan
(DPR-GR). Anggota se-Indonesia oleh
legislatif yang dilantik Menteri P&K, Dr
Presiden Soekarno Syarif Thayeb di
merupakan Hotel Horison,
pengganti Jakarta
Konstituante yang (Sumber Foto:
dibubarkan lewat Pepustakaan
Dekrit Presiden 5 Nasional Republik
Juli 1959 Indonesia)
(Sumber: Buku
30 Tahun Indonesia
Merdeka, Jilid 3)
Tengah
Presiden Suharto
di Bina Graha
menyerahkan naskah
Negara Kertagama
kepada Menteri
P&K, Sjarif Thayeb
bertempat di Bina
Graha, tgl 23 Juli
1974
(Sumber:
Pepustakaan
Nasional Republik Di samping itu pemerintah juga menyediakan beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi namun
Indonesia)
kurang beruntung secara ekonomi. Dalam kurun waktu 1974-1975 telah diberikan beasiswa kepada
Bawah 3.046 siswa sekolah dasar, sekolah lanjutan, dan perguruan tinggi dengan jumlah dana sebesar
Menteri P&K Syarif Rp 20.523.000,00. Pada tahun 1975-1976 beasiswa diberikan kepada 7.757 peserta didik dengan
Thayeb menerima
sumbangan uang jumlah dana sebesar Rp 52.799.000,00. Terlihat peningkatan yang siginifikan dalam jumlah penerima
sebesar Rp. beasiswa serta jumlah dana yang dialokasikan oleh pemerintah dalam dua tahun ajaran bersangkutan.
250.000.- untuk
ITB Bandung dari Berdasar data yang tersaji terlihat bahwa penerima beasiswa terbesar adalah siswa Sekolah Dasar
Presiden Direktur (SD). Pada tahun ajaran 1974-1975 jumlah yang menerima beasiswa sebanyak 1.269 orang dan tahun
PT Caltex Pacific
Indonesia Julius ajaran 1975-1976 meningkat menjadi 3.247 orang. Siswa SD yang mendapat beasiswa, terutama, untuk
Tahya, bertempat di
ruang kerja Menteri siswa kelas siswa kelas V dan kelas VI. Di samping siswa SD, beasiswa juga diberikan kepada siswa
P&K di Senayan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknik (ST),
Jakarta, tgl 9 Nop
1974 Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Teknik
(Sumber: Menengah (STM), Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA), Sekolah Pendidikan Guru (SPG),
Pepustakaan
Nasional Republik Sekolah Pendidikan Olah Raga Atas (SMOA), SPSA, SPIK, serta perguruan tinggi (universitas dan
Indonesia) 9
institut keguruan).
Pembangunan gedung sekolah baru, khususnya SD Inpres, berdampak pada peningkatan peserta didik.
Pada era Syarif Thayeb pemerintah memperkirakan akan terjadi lonjakan peserta didik pada jenjang SD
sebanyak 7,5 juta orang. Peningkatan jumlah siswa dan pembangunan gedung sekolah membutuhkan
ketersediaan guru yang akan mengajar. Setelah diperhitungkan antara jumlah sekolah yang dibangun
dan peningkatan jumlah peserta didik didapat angka kebutuhan guru sebanyak 525.000 orang. Hal itu
berarti terdapat kekurangan guru sebanyak 100.000 orang karena jumlah guru SD saat itu lebih kurang
425.000. Angka 100.000 orang belum termasuk adanya guru yang pensiun dan meninggal yang jumlah
diperkirakan mencapai 89.000. Oleh karena itu Syarif Thayeb mengupayakan penambahan jumlah guru
SD setidaknya sebanyak 38.000 orang setiap tahun. Penambahan ini diupayakan melalui jalur SPG.
Sehubungan dengan hal itu jumlah SPG ditambah dengan peningkatan daya tampung dan pembangunan
gedung baru dan direncanakan akan dikembangkan sebanyak 66 SPG. Pengembangan SPG dirasa belum
mampu memenuhi kebutuhan tenaga guru karena hanya akan mampu menghasilkan 13.000 lulusan.
Oleh karena itulah diadakan berbagai paket pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
guru. Di samping itu juga dibangun satu Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB). Memang, pada
era Syarif Thayeb, perhatian terhadap anak usia sekolah berkebutuhan khusus semakin meningkat,
sehingga direncanakan pembangunan lembaga pendidikan yang khusus mendidik calon guru untuk
sekolah dengan peserta harus mendapat perhatian dan dididik secara istimewa.
334 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 335

