Page 6 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 6

01          Pendahuluan



















                  A.  Latar Belakang


                  Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan    Covid-19 yang seketika membawa perubahan
                  menjadi tantangan utama dalam pembangunan     pada wajah pendidikan di Indonesia.
                  pendidikan di Indonesia. Untuk mengatasi      Perubahan yang paling nyata tampak pada
                  tantangan ini, sejak 2009 Pemerintah telah    proses pembelajaran yang awalnya bertumpu
                  memenuhi kewajiban anggaran pendidikan        pada metode tatap muka beralih menjadi
                  sebesar 20% APBN serta terus meningkatkan     pembelajaran jarak jauh (PJJ). Intensitas
                  anggaran pendidikan dari Rp 332,4 T pada      belajar mengajar juga mengalami penurunan
                  2013, menjadi Rp 550 T pada 2021 (kemenkeu.   yang signifikan, baik jumlah hari belajar dalam
                  go.id, 2021).  Peningkatan anggaran tersebut   seminggu maupun rata-rata jumlah jam belajar
                  telah berkontribusi positif pada perbaikan    dalam sehari. Selama PJJ, umumnya siswa
                  tingkat pendidikan dan kesejahteraan guru,    belajar 2-4 hari dalam seminggu terutama siswa
                  penurunan ukuran kelas (rasio guru-siswa),    pada tingkat SMP, SMA, dan SMK (Puslitjak,
                  serta perbaikan sarana dan prasarana di satuan   2020). Di DKI Jakarta, rata-rata waktu yang
                  pendidikan (Beatty et.al, 2021; Muttaqin, 2018).  digunakan untuk pembelajaran jarak jauh
                                                                hanya 3.5 jam/ hari, sementara di luar Jawa
                  Namun demikian, berbagai indikator hasil      lebih pendek lagi yaitu hanya 2,2 jam/ hari
                  belajar siswa belum menampakkan hasil yang    (UNICEF, 2020). Keterbatasan akses internet,
                  menggembirakan. Sebagaimana akan diulas       perangkat digital serta kapasitas baik guru,
                  lebih detail pada BAB II naskah ini, berbagai   orang tua,maupun siswa dipandang menjadi
                  pengukuran hasil belajar siswa menunjukkan    tantangan terbesar dalam menyelenggarakan
                  masih relatif rendahnya kualitas hasil belajar   PJJ (Afriansyah, 2020; UNICEF, 2020).
                  di Indonesia. Pun demikian, tidak terjadi
                  peningkatan kualitas pembelajaran yang        Di tengah keterbatasan yang ada,
                  signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada   berbagai strategi dilakukan sekolah untuk
                  konteks inilah pendidikan di Indonesia tengah   menyelenggarakan PJJ. Pratiwi dan Utama
                  mengalami krisis pembelajaran, yang apabila   (2020) mengidentifikasi setidaknya enam
                  tidak segera ditangani akan menguatkan apa    strategi yang dilakukan sekolah. Pertama, di
                  yang disampaikan Pritchett (2012) sebagai     wilayah dengan akses internet dan perangkat
                  schooling ain’t learning: bersekolah namun    digital memadai, serta didukung oleh guru
                  tidak belajar.                                dan siswa yang melek digital pembelajaran
                                                                dapat berjalan relatif baik dengan kelas di
                  Krisis pembelajaran yang telah terjadi sekian   ruang maya (interactive virtual classroom) dan
                  lama tersebut, diperburuk dengan Pandemi      mengoptimalkan aplikasi belajar daring. Kedua,




               6
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11