Page 8 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 8

PENDAHULUAN









               Pola keberagaman dalam proses pembelajaran    kurikulum darurat dilakukan pengurangan
               ini selanjutnya memberi pengaruh pada         kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran
               semakin melebarnya kesenjangan hasil          sehingga guru dan siswa dapat berfokus
               pembelajaran siswa selama pandemi. Terkait    pada kompetensi esensial dan kompetensi
               hal ini, temuan The SMERU Research Institute   prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran
               (2020) menunjukkan dua hal. Pertama,          di tingkat selanjutnya. Guru juga didorong
               analisis ketimpangan belajar di dalam kelas   untuk melakukan asesmen diagnostik secara
               menunjukkan bahwa siswa yang memiliki         berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif
               akses terhadap perangkat digital, memiliki    (kemampuan dan capaian pembelajaran siswa)
               guru adaptif, pada kondisi sosial ekonomi     dan kondisi non-kognitif (aspek psikologis dan
               lebih tinggi, serta mempunyai orang tua yang   kondisi emosional siswa) sebagai dampak dari
               aktif berkomunikasi dengan guru cenderung     PJJ. Dengan asesmen diagnostik ini diharapkan
               memiliki kemampuan di atas rata-rata. Kedua,   guru dapat memberikan pembelajaran yang
               ketimpangan hasil belajar antar siswa dalam   tepat sesuai kondisi dan kebutuhan siswa
               satu kelas pun diprediksi akan semakin lebar.   mereka.
               Apabila tidak ada intervensi yang mendorong
               guru untuk menyusun pembelajaran yang         Setelah berjalan hampir satu tahun ajaran,
               memperhatikan keragaman kemampuan             Kemendikbud telah melakukan evaluasi
               belajar siswa, maka siswa dengan kemampuan    terhadap pelaksanaan kurikulum darurat. Hasil
               rendah akan semakin tertinggal dari siswa     evaluasi tersebut secara umum menunjukkan
               lainnya. Studi INOVASI dan Puslitjak (2020)   bahwa siswa pengguna kurikulum darurat
               menunjukkan risiko yang lebih besar           mendapatkan hasil asesmen yang lebih baik
               dari semakin melebarnya kesenjangan           daripada pengguna Kurikulum 2013 secara
               pembelajaran ini. Menurut studi tersebut,     penuh, terlepas dari latar belakang sosial
               “pembelajaran selama COVID-19 memiliki        ekonominya. Penggunaan kurikulum darurat
               dampak yang lebih besar pada beberapa         secara signifikan juga mampu mengurangi
               kelompok siswa, di mana siswa yang berasal    indikasi learning-loss selama pandemi baik
               dari keluarga dengan latar belakang sosial    untuk capaian literasi maupun numerasi (lihat
               ekonomi lebih rendah lebih berisiko tidak     gambar 1).
               terdaftar lagi atau tidak lagi berpartisipasi dalam
               proses pembelajaran.

               Antisipasi dampak pandemi terhadap
               ketertinggalan pembelajaran (learning loss)
               dan kesenjangan pembelajaran (learning gap)
               sebenarnya telah dilakukan oleh Kementerian
               Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud/
               saat ini Kemendikbudristek). Pada Agustus
               2020, Kemendikbud menerbitkan kurikulum
               darurat pada satuan pendidikan dalam kondisi
               khusus. Kurikulum darurat (dalam kondisi      Gambar 1.1. Perbandingan capaian literasi dan numerasi
               khusus) ini pada pada intinya merupakan       siswa yang menggunakan kurikulum darurat dan Kurikulum
               penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada   2013
                                                             Sumber: Kemendikbud, 2021




               8
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13