Page 7 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 7
PENDAHULUAN
di sekolah-sekolah dengan akses internet siswa, ketidaktercapaian pembelajaran,
dan perangkat digital yang memadai namun ketimpangan pengetahuan yang semakin
tidak didukung dengan keterampilan digital lebar, perkembangan emosi dan kesehatan
guru/siswa, PJJ dilakukan secara terbatas psikologis yang terganggu, kerentanan putus
dimana penugasan dan pembimbingan oleh sekolah, serta potensi penurunan pendapatan
guru umumnya dilakukan melalui aplikasi siswa di kemudian hari (The SMERU Research
media sosial WhatsApp. Ketiga, beberapa Institute-The RISE Programme in Indonesia,
sekolah dengan akses internet terbatas 2020). Temuan serupa juga dihasilkan dari
melaksanakan proses belajar dalam kelompok- kajian Puslitjak dan INOVASI yang menunjukkan
kelompok kecil rumah guru atau siswa. bahwa pada kelas awal, hilangnya kemampuan
Keempat, beberapa sekolah yang juga tanpa belajar siswa dalam hal literasi dan numerasi
jaringan internet memanfaatkan radio lokal/ sebelum dan selama pandemi setara dengan
radio amatir untuk menyebarkan penugasan. 5-6 bulan setelah 12 bulan belajar dari rumah
Kelima, terdapat sekolah yang menggunakan (Puslitjak dan INOVASI, 2020). Studi yang sama
pesan berantai (“mouth to mouth” massage) juga menunjukkan bahwa ketika siswa tidak
untuk menyampaikan tugas ke siswa. Terakhir, menguasai hal-hal yang seharusnya dipelajari
beberapa sekolah bahkan terpaksa harus pada satu tahun akan memiliki efek majemuk
meliburkan siswanya. pada apa yang bisa dipelajari siswa pada
jenjang berikutnya (Puslitjak dan INOVASI,
Studi-studi lebih lanjut memberi perhatian pada 2020).
dampak-dampak yang terjadi dalam perubahan
radikal dalam proses pembelajaran selama Dampak lain adalah menguatnya kesenjangan
pandemi. Temuan studi-studi tersebut antara pembelajaran (learning gap) selama
lain menunjukkan terjadinya ketertinggalan pembelajaran jarak jauh. Di Indonesia,
pembelajaran (learning loss) yaitu ketika siswa kesenjangan pendidikan terjadi jauh sebelum
kehilangan kompetensi yang telah dipelajari pandemi (Muttaqin, 2018) dan semakin
sebelumnya, tidak mampu menuntaskan menguat ketika pandemi. Indikasi penguatan
pembelajaran di jenjang kelas maupun kesenjangan pembelajaran sebenarnya
mengalami efek majemuk karena tidak telah tampak dari pola keberagaman proses
menguasai pembelajaran pada setiap jenjang. pembelajaran selama pandemi. Survei
Studi Indrawati, Prihadi dan Siantoro (2020) di Kemendikbud (2020) memperlihatkan adanya
sembilan provinsi di Indonesia menunjukkan kesenjangan dalam penggunaan platform
bahwa pada awal PJJ, hanya 68% anak yang pembelajaran antara sekolah di daerah
mendapatkan akses pembelajaran dari rumah. 3T dan kawasan non-3T. Hasil serupa juga
Kondisi ini diperburuk dengan siswa yang ditunjukkan dari studi The SMERU Research
melaksanakan PJJ pun tidak mendapatkan Institute-The RISE Programme in Indonesia
kualitas pembelajaran yang sama sebagaimana (2020) yang memperlihatkan adanya
sebelum pandemi. Banyak siswa hanya kesenjangan penggunaan aplikasi digital dalam
menerima instruksi, umpan balik, dan interaksi pembelajaran antara daerah perkotaan dan
yang terbatas dari guru mereka (Indrawati, pedesaan terutama di luar Pulau Jawa.
Pihadi, dan Siantoro, 2020). Kondisi ini
berkontribusi pada menurunnya kemampuan
KAJIAN AKADEMIK KURIKULUM UNTUK PEMULIHAN PEMBELAJARAN 7