Page 10 - E-Modul Maria Teresa
P. 10

Potensi Pengolahan Hutan di Indonesia
                               Berdasarkan  potensi  pengelolaannya,  hutan  Indonesia  dapat  dikelompokan
                          menjadi  hutan  pegunungan  campuran,  hutan  Sub  Montana  dan  Montana
                          pegunungan, juga hutan sabana.
                          1)  Hutan Pegunungan Campuran
                                   Jenis hutan ini berkaitan erat dengan hasil kayunya. Tipe hutan ini meliputi
                              60% dari seluruh hutan alam Indonesia. Vegetasi hutan di wilayah Sulawesi,
                              Kalimantan,  dan  Sumatra  didominasi  oleh  jenis  Dipterocarpaceae,  di  Nusa
                              Tenggara dan Maluku serta Papua terdapat jenis pometia spp (kayu matoa),
                              Palaqium spp (pohon nyatoh), Intsia Palembanica (kayu besi) dan Octomeles
                              Sumatrana  (benuang  bini).  Jenis  kayu  tersebut  merupakan  kayu  penting  di
                              Indonesia dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.









               Sumber:

               http://elvuelodelgavilan.blogspot.co.id/

                                                        Gambar 5 Hutan Pegunungan Campuran di Sumatra

                          2)  Hutan Sub Montana, Montana, dan Sub Alpin
                                   Hutan Sub Montana disebut juga dengan hutan hujan pegunungan bawah
                              yang  memiliki  ketinggian  antara  1.000-1.500  meter  di  atas  permukaan  laut.
                              Pada  wilayah  hutan  ini  vegetasi  yang  dijumpai  Acer  laurinum,  Elaeocarpus
                              ganitrus  (ganitri),  Eurya  acuminatissima,  Cinnamomum  sp  (kayu  putih),
                              Saurauia  pendula  (kileho),  dan  Weinmannia  blumei  (kimerak).  Pada
                              ketinggian ini dapat dijumpai pohon-pohon yang memiliki tinggi hingga 40 m
                              dengan diameter 120 cm, sedangkan pada ketinggian yang lebih rendah, akan
                              dijumpai pohon-pohon yang lebih tinggi lagi.
                                   Hutan Montana disebut juga hutan hujan pegunungan atas yang memiliki
                              ketinggian 1500-2400 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah ini ditemui
                              jenis vegetasi,  seperti  Dacrycarpus imbricartus (jamuju), Podocarpus blumei
                              (kibima), dan Podocarpus neriifolius (kiputri). Terdapat perbedaan yang jelas
                              pada vegetasi di hutan Montana ini, yaitu pohon-pohon agak semakin jarang
                              sehingga mudah melihat ke dalam hutan karena pandangan kita tidak terhalang
                              oleh vegetasi bawah. Pendaki yang berhenti untuk istirahat seringkali merasa
                              lebih dingin. Vegetasi yang tumbuh pada ketinggian ini mayoritas merupakan
                              jenis  tumbuhan  pegunungan  sejati,  hidup  pada  kondisi  iklim  sedang.  Tajuk
                              pohon di Hutan Montana biasanya memiliki ketinggian yang sama, yaitu 20
                              m.  Percabangan  pohon  lebih  pendek  dari  percabangan  pohon  di  hutan  sub
                              montana.  Pohon  besar  dan  sangat  tinggi  jarang  ditemukan  karena  faktor
                              perakaran. Daun-daun umumnya kecil. Tumbuhan yang umumnya ditemukan
                              di  lantai  hutan  termasuk  jenis  yang  digunakan  sebagai  tanaman  hias  yaitu
                              Begonia,  Impatiens,  dan  Lobelia.  Hutan  Sub  Alpin  berada  pada  ketinggian
                              antara 2.400-3.000 meter di atas permukaan laut. Zona Hutan Sub Alpin hanya



                                   Modul Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia

     9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15