Page 11 - E-Modul Maria Teresa
P. 11
terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pohon-pohon kerdil, rapat dengan batang
pohon yang kecil dan lantai hutan dengan tumbuhan bawah yang jarang.
Hanya ditemukan sedikit jenis vegetasi yang telah beradaptasi dengan
lingkungan yang beriklim ekstrim, hal ini barangkali terkait dengan kondisi
tanah yang miskin hara dengan jenis tanah berbatu (litosol). Di Indonesia
banyak ditemui hutan Sub Montana, Montana dan Sub Alpin, salah satunya
adalah di Taman Nasional Gunung Gede dan Pangrango (TNGP) di Jawa.
Sumber:
https://yusupesuy.files.wordpress.com/
Gambar 6 Penampang Hutan Sub Montana dan Montana
3) Hutan Sabana
Sabana merupakan padang rumput dan semak yang terpencar di antara
rerumputan, serta merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang
rumput. Di beberapa daerah yang tidak begitu kering, sabana terjadi karena
keadaan tanah dan atau kebakaran yang berulang. Menurut Mackinnon (1991,
dalam Gunaryadi dkk.1996), kawasan sabana pada umumnya kurang terancam
oleh eksploitasi ekonomi dibandingkan hutan hujan, meskipun demikian
sabana kadang-kadang mendapat tekanan berupa penggembalaan ternak dan
penggunaan pertanian lainnya. Sabana memiliki produktivitas dan daya
dukung terhadap kebutuhan pakan satwa dan juga memiliki potensi simpanan
karbon pada tiga tipe sabana yakni sabana Huek (Eucalyptus alba), sabana
Lontar (Borrasus flabellifer) dan sabana Gewang (Corypha utan).
Sumber:
https://alidesta.files.wordpress.com/
Gambar 7 Sabana di Sumba Nusa Tenggara Timur
Sebaran Kayu dan Pemanfaatan Hasil Hutan di Indonesia
Kayu merupakan hasil utama dari potensi hutan di Indonesia. Berikut ini adalah
sebaran-sebaran beberapa jenis kayu di Indonesia.
1) Kayu Keruing, Meranti, Agathis dihasilkan terutama di Papua. Sulawesi. dan
Kalimantan.
Modul Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia
10