Page 7 - Blue Modern Annual Report Book Cover
P. 7
SEJARAH WADUK DARMA
Waduk Darma yang terletak di sebelah barat daya Kabupaten Kuningan,
tepatnya berada di Desa Jagara, Kecamatan Darma, dengan sumber air dari
beberapa sungai, diantaranya Sungai Cisanggarung, Cinangka, Cikalapa dan
Cireungit. Sejarah panjang Waduk Darma dimulai pada tahun 1923 saat Belanda
melakukan perencanaan dan penilitan, groundbreaking tahun 1938 kemudian
terhenti karena PD II, Pembangunan dilanjutkan tahun 1951 sd tahun 1962 oleh
Pemerintah RI sampai dengan selesai, dari Waduk Darma pula salah satu
tonggak pembangunan infrastruktur di era kemerdekaan dimulai.
Pada tahun 1920, Pabrik Gula Tersana Baru mengusulkan kepada Residen
Cirebon agar membangun waduk untuk memenuhi kebutuhan air dari kebun tebu
dan pabrik gula yang ada di Karesidenan Cirebon selama musim kemarau. Pada
tahun 1924, Ir. G.A. de Jengh pun mulai melakukan studi kelayakan mengenai
pembangunan waduk ini. Pada tahun 1929, atas desakan Departemen Pekerjaan
Umum Hindia Belanda, dilakukan penelitian yang lebih rinci mengenai kelayakan
pembangunan waduk ini. Pada tahun 1930, Dinas Pertanian Cirebon pun
menyimpulkan bahwa pembangunan waduk ini membutuhkan biaya sebesar 1,5
juta gulden. Pabrik Gula Tersana Baru kemudian menyanggupi untuk
menanggung separuh dari total biaya pembangunan waduk ini. Mulai tahun 1935
hingga 1936, dilakukan penelitian geologi oleh A. Harting dan penelitian sifat
tanah oleh Prof. Springer di lokasi pembangunan waduk ini. Pada tahun 1939,
Pemerintah Hindia Belanda memesan pintu untuk bendungan dari waduk ini di
Swiss, dan dua tahun kemudian, pintu tersebut mulai dikirim ke Jakarta melalui
Singapura. Pada tahun 1942, terowongan pengelak untuk mengalihkan aliran
Sungai Cisanggarung selama proses pembangunan waduk ini pun telah selesai
dibangun, tetapi proses pembangunan waduk ini kemudian terhenti, karena
adanya peralihan pendudukan Indonesia dari Belanda ke Jepang. Pintu untuk
bendungan dari waduk ini lalu juga batal dikirim ke Jakarta, karena dialihkan ke
Australia. Pada tahun 1951, pemerintah Indonesia mulai merencanakan untuk
melanjutkan kembali pembangunan waduk ini. Mulai tahun 1956 hingga 1957,
kembali dilakukan penelitian mekanika tanah di lokasi pembangunan waduk ini
oleh Lembaga Penyelidikan Masalah Air (LPMA). Pada tahun 1958, pembangunan
waduk ini mulai dilanjutkan kembali oleh Dinas Pekerjaan Umum Jawa Barat, dan
akhirnya dapat diselesaikan empat tahun kemudian (Sinaro, 2007).
4