Page 7 - Renungan El-Bethel - Januari 2022
P. 7
TI
R
SEB
A
U
B
H
EB
N
A
A
ARTI SEBUAH BEBAN
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di da-
lam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Yohanes 1:5
Bacaan : Yohanes 15:1-8
l
i
g
an
g
an
anggilan tertinggi bagi setiap orang percaya adalah untuk mencapai pengenalan akan Prib-
adi Allah dengan benar. Perjalanan ini adalah perjalanan seumur hidup kita. Lalu bagaimana
P Pcaranya untuk bisa mengerti hati Tuhan lebih baik lagi?
Beberapa bulan lalu saya diundang untuk hadir dalam kegiatan pembersihan pantai oleh
salah satu teman saya. Di situ banyak penyelam-penyelam yang sudah siap untuk aksi bersih-
bersih pantai. Sementara mereka bersiap-siap, saya memperhatikan setiap peralatan yang mere-
ka pakai. Dari sekian banyak alat yang menempel di tubuh mereka, saya tertarik dengan pemberat
yang melingkar di pinggang mereka. Sudah jelas bahwa pemberat itu fungsinya untuk menolong
mereka bisa sampai ke kedalaman dengan daya apung yang baik dan tidak terapung-apung di
permukaan air. Istilahnya adalah buoyancy.
Di situ tiba-tiba Tuhan ajarkan saya sesuatu tentang arti sebuah beban. Seperti halnya ikat
pinggang yang disertai beberapa pemberat untuk menolong para penyelam masuk ke kedala-
man, begitu halnya dengan perjalanan spiritual manusia. Tuhan mengingatkan saya bahwa setiap
beban yang Tuhan taruh di dalam hati setiap kita, anak-anak-Nya itu semua bertujuan untuk kita
semakin mengenal Dia. Ketika Tuhan menaruh beban tentang jiwa-jiwa di dalam hati kita, secara
manusia itu memang berat dan mustahil untuk melayani dengan kekuatan dan hikmat manusia,
sebab itu adalah pekerjaan Roh. Tetapi lewat beban yang Tuhan taruh, lewat pekerjaan-pekerjaan
yang Tuhan percayakan buat setiap kita itu bertujuan supaya kita sungguh-sungguh mengandal-
kan Tuhan lebih lagi.
Seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:5 bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Untuk mengerti hati Tuhan, untuk dimampukan mengerjakan panggilan-Nya dalam hidup kita,
kita harus melekat dengan Pokok Anggur yang benar yaitu Yesus. Dengan jalan menerima beban
yang Tuhan percayakan, kita akan terus mencari Dia, masuk ke kedalaman hati Tuhan sampai
sepenuhnya bergantung pada Tuhan. Semakin sering kita mencari Tuhan, kita akan dibuat men-
gerti. Tanpa ketaatan kita tidak akan mengerti apa yang ada di hati Tuhan. Dengan terus menger-
jakan yang Tuhan percayakan dalam ketaatan itu yang akan semakin membentuk kita menjadi
serupa dengan Dia. Serupa dalam hal kasih, kekudusan, karakter, ketaatan dan sifat-sifat Kristus
lainnya.
PERENUNGAN:
Ketika Tuhan menaruh sebuah beban di dalam hati kita, janganlah kita menolaknya. Menolak
panggilan Tuhan adalah sebuah penghinaan. Waktu Musa bernegosiasi dengan Tuhan, Tuhan RABU
menjadi murka kepada Musa. Merespon panggilan Tuhan dengan kata “Ya” adalah sebuah kasih
karunia bukan saja untuk mengerjakan kerinduan Tuhan, tetapi juga sebuah panggilan untuk
RABU
menyelami kedalaman hati-Nya.
DOA: 05
“Tuhan ajar aku untuk peka mendengar suara-Mu. Ajar aku untuk merespon dengan benar ter-
hadap apa yang menjadi panggilan-Mu. Aku mau belajar percaya bahwa terhadap semua yang
Engkau percayakan, bahwa Engkau selalu menyediakan jaminan penyertaan, penyediaan dan
kemenangan bagiku. Di dalam Nama Yesus. Amin!” JANUARI 2
(Mona) 0
05 DESEMBER 202122

