Page 24 - NASKAH ANTOLOGI PUISI
P. 24

KUMENANTI SEORANG PENDAKI




                                 Kilau Matamu bagai  riak banyu Segara Anak,
                                       Sejuk menusuk hingga ke tulang rusuk
                                Kilas senyummu bagai  cerah mentari di  pagi hari

                                      Senantiasa dinanti di  puncak gunung ini

                   Bijak kata-katamu  bagai  semilir  bayu di hamparan sabana Tengegean

                                        Membuai siapa saja yang kelelahan
                                 Lembut sapamu bak rangkaian awan di lazuardi

                                            Dan tulus kasih sayangmu….

                     Bagai putih salju di puncak Jayawijaya , Himalaya, ataupun Alaska

                    Kekagumanmu pada gunung, pada langit, pada bumi, pada pengisinya
                                    Adalah bukti keagungan cintamu pada Ilahi


                                                        Pendaki…
                                       Katamu… gunung adalah pasak bumi

                           Hingga bumi tiada goyah oleh ganas hempasan samudera
                                            Sehingga asamu bagai gunung
                                 Tiada goyah oleh ganasnya gelombang kehidupan


                                    Setangkai Edelweis lambang cinta abadi itu
                                           Kudamba kaurangkaikan di hati

                                              Bukan mawar bukan melati
                                           Kuhanya ingin kembang cantigi

                                              Sebagai pengobat luka hati,
                                             yang akan kaubalutkan nanti


                                                        Pendaki….
                                Kepadamu sesungguhnya hendak kulabuhkan hati
                                   Dalam lelah pencarian dalam penat penantian

                                      Walau katamu lelaki tidaklah kamu saja
                                          Namun kataku kuingin kamu saja
                                           Hingga bila tubuh terbujur kaku

                                           Kugenggam erat dalam pelukmu


                                                        Pendaki….
                                                        Dirimu ….
                                                      Yang kunanti

                                                     (Oktober 2022)











            Kesunyian Pendaki
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29