Page 192 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 192

Nyāng ulah pasādhāranan sang Catur Varna, ārjawa, si duga-duga bener,
                      anrcansya, tan nrcansya, nrçansya ngaraning ātmasukhapara, tan arimbawa
                          ri laraning len, yawat mamuhara sukha ryawaknya, yatika nrçansya
                      ngaranya, gatining tan mangkana, anŗçansya ngarnika dama, tumangguhana
                           awaknya, indriyanigraha, hmrta indriya, nahan tang prawrtti pāt,
                                 pasadharanan sang Catur varna, ling Bhatara Manu.
                                                  Terjemahan:
                       Inilah perilaku keempat golongan yang patut dilaksanakan, Arjawa, jujur dan
                        terus terang. Anrcangsya, artinya tidak nrcangsya. Nrcangsya maksudnya
                       mementingkan diri sendiri tidak menghiraukan kesusahan orang lain, hanya
                        mementingkan segala yang menimbulkan kesenangan bagi dirinya, itulah
                        disebut nrcangsya, tingkah laku yang tidak demikian anrcangsya namanya;
                       dama artinya dapat menasehati diri sendiri; indriyanigraha mengekang hawa
                       nafsu, keempat perilaku itulah yang harus dibiasakan oleh sang Catur Varna,
                                           demikian sabda Bhatara Manu.

                      Jadi kalau disingkat kembali perilaku bagi Sang Catur Varna ada empat yaitu
                   Anrcansya  (tidak  mementingkan  diri  sendiri), Arjawa  (jujur  dan  berterus  terang),
                   Dama (dapat menasehati diri sendiri), Indriyanigraha (mengendalikan hawa nafsu).
                   Jadi, semua etika umum atau peraturan tingkah laku yang berlaku bagi umat Hindu
                   berarti berlaku pula bagi semua Catur Varna. Atau sebaliknya.
                      Kalau kewajiban-kewajiban Varna itu tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya
                   terjadi percampuradukan Catur Varna itu maka akan datanglah masa yang disebut
                   Kali Yuga dimana masyarakat akan kacau balau dan menuju pada kehancuran. Campur
                   aduknya Varna di sini seperti tidak dapat bekerja menurut profesi dan fungsinya.
                   Misalnya seorang Brahmana yang berfungsi sebagai pembina agama lalu menjadi
                   atau  mengambil  pekerjaan  dagang,  seorang  penguasa  pemerintahan  lalu  menjadi
                   pengusaha. Orang yang berbakat dan mempunyai pendidikan Guru lalu bekerja tidak
                   pada bidang pendidikan dan sebagainya.
                      Sarasamuscaya sloka 61 menjelaskan tentang keadaan kacau-balau kalau masing-
                   masing Varna tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sloka tersebut berbunyi sebagai
                   berikut:


                                         Rājābhir brahmanah sarwabhakso
                                        Waicyo’ nіhāwān hinawarno’ lasaśca,
                                          Widwānacilo wrttahinah kulinah
                                          Bhrasto brāhmanah stri ca dustā

                         Hana pwa mangke kramanya, ratu wedi-wedi, brāhmana sarwabhaksa.
                          waiçya nirutsaha ring krayawikrayādi karma, çūdra alemeh sewakta
                         ring sang triVarna, pandita duccila, sujanma anasar ring maryā dānya,
                                       brāhmana tan satya, stri dusta duccila.




                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   185
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197