Page 31 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 31

Saat lahir, Rāvaṇa diberi nama “Dasanana” atau “Dasagriwa”, dan konon ia memiliki
                 sepuluh kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah
                 pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya sewaktu lahir, atau ada yang
                 menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah simbol bahwa Rāvaṇa memiliki
                 kekuatan sepuluh tokoh tertentu.
                   Saat  masih  muda,  Rāvaṇa  mengadakan  tapa  memuja  Dewa  Brahma  selama
                 bertahun-tahun.  Karena  berkenan  dengan  pemujaannya,  Brahma  muncul  dan
                 mempersilakan  Rāvaṇa  mengajukan  permohonan.  Mendapat  kesempatan  tersebut,
                 Rāvaṇa  memohon  agar  ia  hidup  abadi,  namun  permohonan  tersebut  ditolak  oleh
                 Brahma. Sebagai gantinya, Rāvaṇa memohon agar ia kebal terhadap segala serangan
                 dan selalu unggul di antara para dewa, makhluk surgawi, raksasa, detya, danawa, segala
                 naga dan makhluk buas. Karena menganggap remeh manusia, ia tidak memohon agar
                 unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut, Brahma mengabulkannya,
                 dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan ilmu sihir.
                   Setelah  memperoleh  anugerah  Brahma,  Rāvaṇa  mencari  kakeknya,  Sumali,
                 dan  memintanya  kuasa  untuk  memimpin  tentaranya.  Kemudian  ia  melancarkan
                 serangannya menuju Alengka. Alengka merupakan kota yang permai, diciptakan oleh
                 seorang  arsitek  para  dewa  bernama Wiswakarma  untuk  Kubera,  Dewa  kekayaan.
                 Kubera  juga  merupakan  putra Visvara,  dan  bermurah  hati  untuk  membagi  segala
                 miliknya kepada anak-anak Kekasi. Namun Rāvaṇa menuntut agar seluruh Alengka
                 menjadi  miliknya,  dan  mengancam  akan  merebutnya  dengan  kekerasan.  Visvara
                 menasihati Kubera agar memberikannya, sebab sekarang Rāvaṇa tak tertandingi.
                   Ketika Rāvaṇa merampas Alengka untuk memulai pemerintahannya, ia dipandang
                 sebagai  pemimpin  yang  sukses  dan  murah  hati.  Alengka  berkembang  di  bawah
                 pemerintahannya. Konon rumah yang paling miskin sekalipun memiliki kendaraan
                 dari emas dan tidak ada kelaparan di kerajaan tersebut.
                   Setelah  keberhasilannya  di  Alengka,  Rāvaṇa  mendatangi  Dewa  Siwa  di
                 kediamannya  di  gunung  Kailasha.  Tanpa  disadari,  Rāvaṇa  mencoba  mencabut
                 gunung tersebut dan memindahkannya sambil main-main. Siwa yang merasa kesal
                 dengan  kesombongan  Rāvaṇa,  menekan  Kailasha  dengan  jari  kakinya,  sehingga
                 Rāvaṇa tertindih pada waktu itu juga. Kemudian Gana datang untuk memberitahu
                 Rāvaṇa, pada siapa ia harus bertobat. Lalu Rāvaṇa menciptakan dan menyanyikan
                 lagu-lagu  pujian  kepada  Siwa,  dan  konon  ia  melakukannya  selama  bertahun-
                 tahun, sampai Siwa membebaskannya dari hukuman. Terkesan dengan keberanian
                 dan  kesetiaannya,  Siwa  memberinya  kekuatan  tambahan,  khususnya  pemberian
                 hadiah  berupa  Chandrahasa  (pedang-bulan),  pedang  yang  tak  terkira  kuatnya.
                 Selanjutnya Rāvaṇa menjadi pemuja Siwa seumur hidup. Rāvaṇa terkenal dengan
                 tarian pemujaannya kepada Siwa yang bernama “Shiva Tandava Stotra”. Semenjak
                 peristiwa  tersebut  ia  memperoleh  nama  ‘Rāvaṇa’,  berarti  “(Ia) Yang  raungannya
                 dahsyat”, diberikan kepadanya oleh Siwa – konon bumi sempat berguncang saat
                 Rāvaṇa menangis kesakitan karena ditindih gunung.




                 24   | Kelas X SMA/SMK
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36