Page 35 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 35

mengerang dengan suara keras. Sītā yang merasa cemas, menyuruh Lakṣmana agar
                 menyusul kakaknya ke hutan. Karena teguh dengan tugasnya untuk melindungi Sītā,
                 Lakṣmana menolak secara halus.
                   Kemudian Sītā berprasangka bahwa Lakṣmana memang ingin membiarkan kakaknya
                 mati di hutan sehingga apabila Sītā menjadi janda, maka Lakṣmana akan menikahinya.
                 Mendengar perkataan Sītā, Lakṣmana menjadi sakit hati dan bersedia menyusul Rāmā,
                 namun sebelumnya ia membuat garis pelindung dengan anak panahnya agar makhluk
                 jahat tidak mampu meraih Sītā. Garis pelindung tersebut bernama Lakṣmana Rekha,
                 dan sangat ampuh melindungi seseorang yang berada di dalamnya, selama ia tidak
                 keluar dari garis tersebut.
                   Saat Lakṣmana meinggalkan Sītā sendirian, raksasa Rāvaṇa yang menyamar sebagai
                 seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada Sītā. Karena Rāvaṇa tidak
                 mampu meraih Sītā yang berada dalam Lakshmana Rekha, maka ia meminta agar Sītā
                 mengulurkan tangannya. Pada saat tangan Rāvaṇa memegang tangan Sītā, ia segera
                 menarik Sītā keluar dari garis pelindung dan menculiknya. Lakṣmana menyusul Rāmā
                 ke hutan, Rāmā terkejut karena Sītā ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang,
                 Sītā sudah tidak ada. Rāvaṇa bertemu dengan seekor burung sakti sang Jatayu tetapi
                 Jatayu kalah dan sekarat. Lakṣamaṇa yang sudah menemukan Rāmā menjumpai Jatayu
                 yang menceritakan kisahnya sebelum ia mati.
                   Menurut kitab Purana, Lakṣmana merupakan penitisan Sesa. Shesha adalah ular yang
                 mengabdi kepada Dewa Wisnu dan menjadi ranjang ketika Wisnu beristirahat di lautan
                 susu. Shesha menitis pada setiap awatara Wisnu dan menjadi pendamping setianya.
                 Dalam  Rāmāyana,  ia  menitis  kepada  Lakṣmana  sedangkan  dalam  Mahabharata,  ia
                 menitis  kepada  Baladewa.  Lakṣmana  merupakan  putra  ketiga  Raja  Daśaratha  yang
                 bertahta  di  kerajaan  Kosala,  dengan  ibukota  Ayodhyā.  Kakak  sulungnya  bernama
                 Rāmā,  kakak  keduanya  bernama  Bharata,  dan  adiknya  sekaligus  kembarannya
                 bernama Satrugṇa. Di antara saudara-saudaranya, Lakṣmana memiliki hubungan yang
                 sangat dekat terhadap Rāmā. Mereka bagaikan duet yang tak terpisahkan. Ketika Rāmā
                 menikah dengan Sītā, Lakṣmana juga menikahi adik Dewi Sītā yang bernama Urmila.
                   Meskipun keempat putra Raja Daśaratha saling menyayangi satu sama lain, namun
                 Satrugṇa lebih cenderung dekat terhadap Bharata, sedangkan Lakṣmana cenderung dekat
                 terhadap Rāmā. Saat Ṛsī Visvamitra datang meminta bantuan Rāmā agar mengusir para
                 raksasa di hutan Dandaka, Lakṣmana turut serta dan menambah pengalaman bersama
                 kakaknya. Di hutan mereka membunuh banyak raksasa dan melindungi para Ṛsī. Bisa
                 dikatakan bahwa Lakṣmana selalu berada di sisi Rāmā dan selalu berbakti kepadanya
                 dalam setiap petualangan Rāmā dalam Rāmāyana.
                   Saat  Rāmā  dibuang  ke  hutan  karena  tuntutan  permaisuri  Kaikeyī,  Lakṣmana
                 mengikutinya bersama Sītā. Ketika Bharata datang menyusul Rāmā ke dalam hutan
                 dengan  angkatan  perang  Ayodhyā,  Lakṣmana  mencurigai  kedatangan  Bharata  dan
                 bersiap-siap untuk melakukan serangan. Rāmā yang mengetahui maksud kedatangan
                 Bharata menyuruh Lakṣmana agar menahan nafsunya dan menjelaskan bahwa Bharata




                 28   | Kelas X SMA/SMK
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40