Page 68 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 68

yang disebutkan dalam Itihāsa adalah insiden kontemporer. Kehidupan Pandawa sejak
                   pendidikan  militer  mereka  serta  perang  Kurukshetra  adalah  insiden  kontemporer
                   disebutkan  oleh  Vyasa  di  Mahābhārata.  Tapi  Mahābhārata  juga  berisi
                   narasi Nala dan Damayanti serta Satyavan dan Savitri yang Purāna, ini ditambahkan
                   oleh  orang  lain  yang  hidup  beberapa  abad  setelah  kehidupan  Nala,  Damayanti,
                   Satyavan atau Savitri. Hal ini juga kemungkinan bahwa narasi tentang perendaman
                   Dwaraka, perjalanan akhir dari Pandawa, kematian mereka dan Yudistira yang mitos

                   masuk ke surga; diriwayatkan oleh seorang perawi yang hidup beberapa abad setelah
                   Pandawa.
                      Jika  kita  melihat  Rāmāyana,  Walmiki  penulis  adalah  seorang  kontemporer

                   Rama. Dia adalah orang penulis bijak yang memberi perlindungan bagi istri Rama
                   Sita  dan  anak-anaknya  (Lava  dan  Kusa) setelah  dibuang  dan  dikirim  keluar  dari
                   Ayodhya. Narasi tentang insiden pembuangan Rama ke hutan, kehidupannya hutan,
                   pertempuran  dengan  Rahwana,  penobatannya  sebagai  raja Ayodhya, pembuangan
                   Sita dalam persatuan hutan dan Rama dengan anak kembarnya semua ditulis oleh
                   Walmiki sebagai sejarah kontemporer.Namun kelahiran Rama serta kematian yang
                   diriwayatkan oleh beberapa Walmiki lain dalam silsilah Valmiki asli sebagai Purāna
                   (atau sebagai pra-sejarah).

                   Memahami Teks


                   a.  Pengertian Purāna
                      Kata  Purāna berarti  tua  atau kuno. Kata  ini  dimaksudkan  sebagai  nama  jenis
                   buku yang berisikan cerita dan keterangan mengenai tradisi-tradisi yang berlaku
                   pada zaman dahulu kala. Berdasarkan bentuk dan sifat isinya, Purāna adalah sebuah
                   Itihāsa karena di dalamnya memuat catatan-catatan tentang berbagai kejadian yang
                   bersifat sejarah. Tetapi melihat kedudukanya, Purāna adalah merupakan jenis kitab
                   Upaveda yang berdiri sendiri, sejajar pula dengan Itihāsa. Ini tampak ketika membaca
                   keterangan yang menjelaskan bahwa untuk mengetahui isi Veda dengan baik, kita
                   harus  pula  mengenal  Itihāsa,  Purāna,  dan  Ākhyāna.  Dapat  disimpulkan  bahwa
                   yang dimaksud dengan Purāna adalah kitab yang memuat berbagai macam tradisi
                   atau kebiasaan dan keterangan-keterangan  lainnya,  baik itu tradisi, tradisi  lokal,
                   tradisi keluarga, dan lainnya. Oleh karena di dalamnya banyak memuat penjelasan
                   mengenai kebiasaan para Rsi atau Nabi, alam pikiran atau ajaran serta kebiasaan
                   yang dijalankan, maka Purāna adalah semacam kitab sunnahnya dalam agama Hindu
                   atau sebagai dasar untuk memahami Śila dan Ācāra.
                      Sebagai kitab yang memiliki sifat Itihāsa, Purāna memuat banyak cerita mengenai
                   silsilah raja-raja, sejarah perkembangan kerajaan Hindu dan berbagai dinastis pada
                   masa itu. Hanya diharapkan untuk lebih selektif dalam penggunaanya dalam penelitian
                   sejarah karena kurang akuratnya data yang diberikan. Data hanya bersifat deskriptif dan
                   bukan didasarkan pada tahun kejadian dengan menyebutkan peristiwa kejadian, secara
                   pasti. Karena itu untuk penelitian sejarah sebagai data positif kurang dapat diterima.




                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   61
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73