Page 69 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 69

Ini tidak berarti harus kita abaikan sama sekali. Tidak. Di dalamnya banyak data-data
                 yang kadang kala sangat membantu kita dalam mempelajari dan merekonstruksi latar
                 belakang serta proses pertumbuhan sejarah Hindu secara tepat pula.

                 b. Pokok-pokok isi Purāna
                   Pada garis besarnya, hampir semua Purāna memuat ceritera-ceritera yang secara
                 tradisional dapat kita kelompokan ke dalam lima hal, yaitu:
                 1)  Tentang Kosmogoni atau mengenai penciptaan alam semesta.
                 2)  Tentang hari kiamat atau Pralaya.
                 3)  Tentang Silsilah raja-raja atau dinasti raja-raja Hindu yang terkenal.
                 4)  Tentang masa Manu atau Manwantara.
                 5)  Tentang sejerah perkembangan dinasti Surya atau Suryawangsa dan Chandrawangsa.
                   Kelima  hal  itu  dirumuskan  dalam  kitab  Wisnu  Purāna  III.6.24,  mengantarkan
                 sebagai berikut: ”Sargaśca pratisargaśca wamśo manwantarāni ca, sarwesweteṣu
                 kathyante waṃśān ucaritam ca yat”.
                   Dari ungkapan itu, jelas  Viṣṇu  Purāna mencoba memberi  batasan tentang isi
                 Purāna pada umumnya dan dapat disimpulkan sebagaimana dikemukakan di atas.
                 Sarga dan pratisarga yaitu masa penciptaan dan pralaya atau masa kiamatnya dunia.
                 Tentang wamsa yaitu tentang suku bangsa atau silsilah raja-raja yang penting dalam
                 pengamatan sejarah. Tentang mawantara, yaitu jangka masa Manu, dari satu masa
                 Manu ke masa Manu berikutnya, merupakan masa yang dikenal dengan Manwantara
                 atau  dari satu siklis  Manu ke Siklus  Manu berikutnya. Adapun bait  kedua, yaitu
                 mencakup segala cerita yang relevan pada dinasti itu dan yang terakhir mulai dari
                 riwayat timbulnya Surya wangsa dan Chandra wangsa.
                   Di samping kitab Viṣṇu Purāna, banyak lagi kitab-kitab Purāna lainya yang isinya
                 tidak hanya terbatas kepada kelima hal itu saja, melainkan memberi keterangan berbagai
                 hal termasuk berbagai macam upacara Yajña dengan penggunaan mantranya, ilmu
                 penyakit, pahala melakukan Tirthayatra, berbagai macam jenis upacara keagamaan,
                 peraturan tentang cara memilih dan membangun tempat ibadah, peraturan tentang
                 cara melakukan peresmian Candi, sejarah para dewa-dewa, berbagai macam jenis
                 batu-batuan mulia, dan banyak lagi hal-hal yang sifatnya memberi keterangan kepada
                 kita tentang sifat hidup di dunia ini.
                   Dari berbagai keterangan ini akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kitab Purāna
                 banyak sekali memberikan keterangan yang bersifat mendidik, baik mengenai ajaran
                 Ketuhanan  (Theologi)  maupun cara-cara  pengamalannya.  Hanya sayangnya, sifat
                 paedadogi  yang diberikan  sangat disederhanakan  dan pada umumnya satu kitab
                 akan bersifat fanatik pada cara penerangan dan pendiriannya, sering tanpa disadari
                 telah menimbulkan dampak yang memberi citra yang kurang menguntungkan seperti
                 teori Theisme melahirkan konsep Pantheisme hanya karena sekedar untuk memberi

                 contoh-contoh yang kurang mendalam.






                 62   | Kelas X SMA/SMK
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74