Page 21 - Buku 5 Biografi Khulafa Rasyidun
P. 21
ِ
ِ
،يهجو ِ َ َِّ ِ بّ لاإ ام ف سيَ ل ،للها َ لوسر َ َ اي يمُ أو تنَ أ ِ » ِ بَّ أب
ْٕ
ح
ح
ُ
َ َ
ح َ
َ
ِ
ِ
ِ
هذىو
« اه يده ي ح َ للها نَأ عداف ،اه يدلاوب ةراب َ يمُ أ ِِ ََ
ٌَّ
ْٕ
ُ ح َ
َح َ
ََ حَ
َ
"Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah.
Tidak ada luka di tubuhku kecuali yang ada di wajahku. Dan
ini adalah ibuku, yang selalu berbakti kepada orang tuanya.
Mohonkanlah kepada Allah agar Dia memberi petunjuk
kepadanya."
Hati Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam pun luluh
mendengar perkataan Abu Bakar. Beliau menangis, begitu pula
Abu Bakar. Keduanya saling berpelukan dalam sebuah
pemandangan yang sangat mengharukan dan menyentuh hati.
Hijrah ke Habasyah
Penyiksaan yang semakin parah terhadap Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam dan para sahabatnya membuat Allah
memerintahkan Nabi-Nya untuk memberi kabar kepada para
sahabat agar berhijrah dari Mekah ke Habasyah. Maka,
sebagian sahabat yang telah mendapatkan banyak siksaan dan
penderitaan memutuskan untuk berhijrah ke Habasyah. Abu
Bakar pun berniat untuk berhijrah ke sana.
Namun, dalam perjalanan menuju Habasyah, ia bertemu
dengan seorang laki-laki dari kalangan musyrikin yang
bernama Rabi'ah bin ad-Dughmah. Rabi'ah berkata kepadanya:
"Wahai Abu Bakar, engkau adalah orang yang tidak
seharusnya pergi. Engkau adalah orang yang membantu orang
yang tidak mampu, menyambung tali silaturahmi, menanggung
10

