Page 90 - ANAK KOS DODOL
P. 90

Seseorang berteriak memanggil mbak nem yang dibantu asistennya, sigap membawakan puluhan
               gelas es cendol yang dingin dan menyegarkan. Ahhh.. Kepala yang panas jadi sejuk kembali.
               Ketegangan tadi hilang sudah. Hanya fitrah masih nampak gusar. Wajahnya masam bak mangga
               mengkal, mbak nem juga cemas. Takut anak-anak ngutang lagi hihi. ''rugi bandar'' pikir mbak
               nem sambil komat-kamit berdoa.




               Setelah hati dingin oleh es cendol, anak-anak membujuk fitrah untuk bekerja sama. Toh, nggak
               hanya dia yang digeledah, semua penghuni kos kebagian. Akhirnya tuh anak menyerah. Dengan
               tangan gemetar, ia membuka pintu lemarinya.




               Masya  allah,  semua  pakaian  yang  kami  cari  ada  di  situ!  Celana  jins,  kemeja,  celana  dalam,
               hingga kaus bulukan karen teronggok dilemari besar itu! Fitrah langsung menjatuhkan diri ke
               lantai  dan  menangis  tersedu-sedu.  Seolah  pasrah  menerima  amukan  anak-anak.  Siap  diarah
               keliling kampung ala maling ayam. Kami yang tadinya emosi berat jadi iba melihatnya. Juga tak
               habis pikir.



               Kenapa ia bisa melakukan semua ini? Ia bukan dari keluarga nggak mampu. Perhiasaan emas
               putih modis menghiasi bagian-bagian tubuhnya. Bahkan kata mbak nunuk, ayahnya pengusaha
               cukup ternama di daerah. Sorenya, kami mengadakan rapat besar sekali lagi. Kali ini dengan
               memanggil kakak perempuan fitrah.




               Didepan kami semua, mbak rana meminta maaf atas kelakuan adiknya. Dengan terbata-bata ia
               juga memgakui kalau adiknya itu kleptomania yang sedang diterapi oleh psikiater. Duuh, Fitrah!
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95