Page 4 - MODUL FIQIH PPG 2021
P. 4
berarti juga transfer sumber-sumber ekonomi. Rahardjo (1987) menyatakan bahwa dengan
menggunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi konsep
kemasyarakatan (muamalah), yaitu konsep tentang bagaimana cara manusia melakukan
kehidupan bermasyarakat termasuk di dalamnya bentuk ekonomi. Oleh karena itu ada dua
konsep yang selalu di kemukakan dalam pembahasan mengenai sosial ekonomi Islam yang
saling berkaitan yaitu pelarangan riba dan perintah membayar zakat (Q.S al-Baqarah [2]:
276).
B. Pengertian dan Dasar Hukum-Nya
Sebelum menjelaskan pengertiannya, penting rasanya untuk mengedepankan beberapa
komponen yang harus terpenuhi dalam transaksi zakat hasil tanah yang disewakan.
1. Sebidang tanah yang disewakan ٌ ُة َ رَجأَت سُمل ا ٌُ ض رلأ َ َ ( ٌ أ
)
َ َ
2. Pemilik tanah ٌ ِ ض رلأأ ٌ ب ِ حاَ ص (: Orang yang menyewakan tanahnya kepada orang lain.
)
َ
3. Penyewa tanah ٌُ ر ِ جأَت سُملأ ( sekaligus penggarap tanah yang disewakan.
)
Berdasar kepada beberapa ketentuan di atas, dalam penyewaan tanah, sedikitnya
terdapat dua pihak yang terlibat dalam transaksi penyewaan tanah yaitu pemilik tanah dan
penyewa, yang keduanya bersepakat mengadakan transaksi.
)
Zakat hasil tanah yang disewakan ٌ ُة َ ر ٌ َجأَت سمل ُ ا ٌ ِ ض رَلاا ٌ ُةاَكز ( َ dapat diartikan sebagai zakat
hasil tanah yang langsung dihasilkan oleh tanah tersebut berupa tumbuh-tumbuhan yang
menghasilkan buah. Hasil dimaksud bisa berupa makanan pokok, seperti padi, korma,
gandum atau buah-buahan, seperti, jeruk, anggur, semangka, atau berupa sayur-sayuran,
seperti ketimun, kacang, bawang, dan lain sebagainya. Kewajiban untuk mengeluarkan
zakat hasil tanah yang disewakan didasari oleh ayat berikut ini:
ُ ُ
َّ
ٌَنوُت ي َّ زلاو َ ٌ ُهلكأ ُ ا فِلَت خم ُ ٌ َع ر َّ زلاو َ ٌ َل خَّنلاو ٌ تا َ ََشو ُ ر عم ٌ ر يَغو َ ٌ تا َ ََشو ُ ر عم ٌ تاَّنج َ َ ٌ أ َ ََش نأ َ يِذلا ٌ وُهو
َ
َ َ
َ َ
َ
َ
ُ
َّ
اوُف ٌ ر ست ٌ ُ َ َ لاو ٌ ِهِداصح ٌ موَي ٌ ُهقح َ َ اوُتاءو ٌ رمثأ اَذإ ِ ٌ ِهرمث ٌ نم ِ َ اولك ُ ٌ هباَشَتم ٌ ر يَغو َ ا هبا َ َشَتم ُ ٌَناَّم ُْ رلاو
َ ُ
ِ
َ
ِ
ِ
ِ َ
َ
َ
َ َ
َ َ
ٌَنيِفر سملا ٌُْب ُ ٌِ حُي ٌَ لا ٌ ُهَّنإ ِ
ِ
Artinya: “Dan Dialah yang telah menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak sama rasanya. Makanlah buah-buah
tersebut jika panen dan keluarkanlah haknya (zakatnya) ketika panen. Dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-
lebihan.” (QS. al-An’am: 141)
Sedangkan dasar dari Hadits mengenai wajibnya zakat hasil tanah:
ٌ ر ِ ٌ ُشُعلا ٌُ ف صِن ٌ ِةَيِناَّسلاب ٌ يِقُس ام يِف ٌُ ر وُشُعلا ٌ م يَغلاو ُ راه نَلاا ٌ ٌ َقس َ ِت ام يِف
َ ِ
َ
َ
َ
َ
ُ
3