Page 43 - MODUL FIQIH PPG 2021
P. 43
ditimbulkan oleh praktek riba dapat merusak tatanan kehidupan seseorang baik secara
personal maupun sosial yang diistilahkan dalam agama jauh dari keberkahan hidup. Jika
praktek riba dibiarkan tanpa usaha untuk mengembalikan kepada sistem perekonomian
Islam yang terbebas dari sistem riba maka sistem kapitalis di mana terjadi pemerasan dan
penganiayaan terhadap kaum lemah akan tetap merajai sistem perekonomian dan di saat itu
pula terjadi kegersangan yang dahsyat bagi kehidupan manusia modern. Di sisi lain akan
semakin kuatlah adigium yang menyatakan bahwa orang yang kaya semakin kaya dan yang
miskin semakin tertindas.
3. Ikhtilaf Hukum Bunga Bank
Sebelum menampilkan perbedaan pendapat tentang hukum bunga bank, perlu
dikedepankan terlebih dahulu tentang sistem bunga bank itu sendiri. Dalam sistem bunga
bank konvensional yang berlaku mengharuskan mereka yang menitipkan uang untuk
jangka waktu tertentu, mendapat pengembalian uang titipan itu dari bank ditambah dengan
bunga yang jumlahnya telah ditentukan pada hari penitipan uang. Sebaliknya kepada
mereka yang meminjam uang dari bank untuk jangka waktu tertentu oleh bank juga
diharuskan untuk mengembalikan uang yang dipinjam. Selain itu, ia pun harus memberikan
uang tambahan yang jumlahnya telah disepakati pada waktu pengembalian pinjaman. Uang
tambahan itu disebut dengan bunga.
Terhadap konsep bunga bank seperti tersebut terdapat perbedaan sikap para ulama
dalam menghukuminya. Menurut penelitian penulis sedikitnya terdapat empat kelompok
ulama tentang hukum bunga bank. Pertama kelompok muharrimun (kelompok yang
menghukuminya haram secara mutlak). Kedua kelompok yang mengharamkan jika
bersifat konsumtif. Ketiga, muhallilun (kelompok yang menghalalkan) dan keempat,
kelompok yang menganggapnya syubhat. Berikut ini akan diuraikan empat kelompok
ulama seperti dimaksud:
1. Yang termasuk kedalam kelompok pertama ini antara lain Abu Zahra, Abu A’la al-
Maududi, M. Abdullah al-Araby dan Yusuf Qardhawi, Sayyid Sabiq, Jaad al-Haqq Ali Jadd
al-Haqq dan Fuad Muhammad Fachruddin. Mereka berpendapat bahwa bunga bank itu riba
nasiah yang mutlak keharamannya oleh karena itu, umat Islam tidak boleh berhubungan
dengan bank yang memakai sistem bunga, kecuali dalam keadaan darurat. Terkait dengan
kondisi yang tersebut terakhir ini, Yusuf Qardhawi berbeda dengan yang lainnya,
11