Page 30 - Modul Pembelajaran Sejarah - Perlawanan Rakyat Daerah terhadap Penjajahan Bangsa Eropa
P. 30
➢ Perubahan Struktur Sosial: Penjajah Eropa memperkenalkan
stratifikasi sosial baru, di mana orang Eropa dan keturunan Eropa
menempati lapisan tertinggi, sementara pribumi berada di lapisan
bawah. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan sosial yang mendalam
dan diskriminasi rasial yang terus berlangsung selama masa
penjajahan.
➢ Penurunan Kesejahteraan Rakyat: Penjajahan menyebabkan
penderitaan bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Banyak dari
mereka yang kehilangan tanah mereka karena kebijakan-kebijakan
kolonial yang memaksa rakyat menjual tanah mereka kepada
pemerintah kolonial atau pengusaha swasta. Selain itu, sistem kerja
paksa dan tanam paksa menyebabkan kelaparan dan kemiskinan di
kalangan rakyat.
➢ Pendidikan Terbatas: Pendidikan yang diperkenalkan oleh penjajah
Eropa sangat terbatas dan diskriminatif. Hanya segelintir kalangan elit
pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal, dan itu pun lebih
banyak untuk mendukung administrasi kolonial. Mayoritas rakyat
Indonesia tetap buta huruf selama masa penjajahan.
➢ Budaya Barat dan Disintegrasi Nilai Tradisional: Penjajah Eropa
juga memperkenalkan budaya Barat, yang sering kali dianggap lebih
unggul dibandingkan budaya lokal. Hal ini menyebabkan disintegrasi
nilai-nilai tradisional di beberapa komunitas, meskipun di banyak
daerah, masyarakat Indonesia mampu mempertahankan identitas
budaya mereka melalui upaya-upaya pelestarian kebudayaan lokal.
3) Dampak Politik
➢ Kehilangan Kedaulatan: Penjajahan menyebabkan Indonesia
kehilangan kedaulatan politiknya. Berbagai kerajaan dan kesultanan
di Nusantara yang sebelumnya memiliki kekuasaan penuh atas
wilayah mereka dipaksa tunduk di bawah kendali VOC dan
pemerintah Hindia Belanda. Raja-raja dan sultan-sultan lokal sering
kali diperalat sebagai boneka oleh pemerintah kolonial.
➢ Pemberontakan dan Perlawanan: Ketidakpuasan terhadap
penjajahan Eropa melahirkan berbagai pemberontakan di seluruh
Nusantara, seperti Perang Diponegoro (1825–1830), Perang Aceh