Page 31 - untitled
P. 31

dalam tradisi  adat masyarakat Kalimantan, di antaranya pada masyarakat
                   Dayak Tunjung dan Benuaq serta sebagian lagi masyarakat Embau (Melayu)
                   yang dikenal dengan ilmu “Papan Katika”. Ilmu tersebut biasanya  digunakan

                   untuk mencari dan menentukan hari baik. Masyarakat Kaharingan juga
                   mengenal istilah “Katika Lima”, yaitu perhitungan hari baik berdasarkan
                   jam (Suarta, 2018:22—23).
































                                  Gambar 1.6  Ritual Natungkal Wini Suku Dayak Kalimantan
                                            Sumber: budaya-indonesia.org (2020)
                       Penggarapan ladang di masyarakat suku Dayak umumnya diawali
                   dengan membuka lahan hutan, sehingga jenis lahannya dikategorikan lahan
                   kering. Sebelum menanam padi, masyarakat suku Dayak ini akan melakukan

                   upacara untuk menyucikan benih padi. Menurut bahasa Dayak Kahayan
                   upacara ini disebut upacara Tampulak Binyi. Upacara Tampulak Binyi
                   merupakan salah satu ritual/upacara adat perladangan yang dilaksanakan
                   sebelum masyarakat dayak menabur benih (menugal benih) di lahan/ladang

                   yang telah dipilih. Adapun bagi Dayak Katingan menyebutnya dengan
                   sebutan  upacara Puun Benyi,     sedangkan masyarakat Dayak Maanyan
                   nyebutnya upacara Nantungkal Wini, dan suku masyarakat Dayak Hibun
                   menyebutnya dengan upacara Mpokang b’hini.




                                                                     Bab 1 Kitab Wedangga  | 15
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36