Page 25 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 25

ke puncak popularitas, atau menjatuhkannya ke

               jurang kehinaan. Tapi kekuatan ini sering
               digunakan tanpa pertimbangan moral.

               Dalam persidangan resmi, hakim bisa dimintai

               pertanggungjawaban.         Ada    kode     etik,  ada

               pengawasan.        Namun,      hakim     layar    tidak

               mengenal      semua      itu.  Setelah     menghujat,
               mereka bisa pergi begitu saja, meninggalkan

               korban yang masih berjuang dengan luka.

               Korban yang Tak Pernah Pulih Sepenuhnya

               Setiap     persidangan       tanpa     aturan     pasti

               meninggalkan          korban.        Dan        korban
               cyberbullying tidak hanya menderita sesaat.

               Banyak yang membawa luka itu bertahun-tahun.

               Ada yang kehilangan percaya diri, ada yang

               trauma, ada yang menarik diri dari dunia sosial.

               Beberapa mungkin kembali bangkit, tapi tidak
               pernah benar-benar sama. Bekas luka itu tetap

               ada. Dan ironisnya, para “hakim layar” yang

               menjatuhkan vonis sering kali sudah lupa.

                                   Berhenti Menjadi Hakim Layar| 25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30